
Novel Kebangkitan Harvey York Bab 3409 – 3410 dalam bahasa Indonesia. Menyadur novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Agung Ye Hao“.
Harvey York’s Rise to Power Chapter / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bab 3409 – 3410.
Bab 3409
“Aku akan membuatmu menyesal sepanjang jalan menuju neraka!”
“Aku peringatkan kamu, jangan pernah mengganggu orang-orang India yang luhur dalam kehidupan selanjutnya!”
Wajah Cody terlihat garang, penuh amarah, sementara pedang tajam telah terhunus erat dalam genggamannya.
Harvey hanya menggeleng pelan, lalu menatapnya dengan sorot mata tenang. Suaranya datar namun menghunjam, “Sayang sekali, kamu bukan tandinganku.”
“Putramu tak sebanding denganku. Murid-muridmu juga tak selevel denganku. Dan kamu? Kamu pun tetap tak bisa mengalahkanku.”
“Setengah langkah menuju tingkat dewa perang—di mataku, itu hanya remeh belaka.”
“Oke, oke, oke!”
“Sialan!”
“Kalau begitu, biar aku perlihatkan betapa mengerikannya teknik rahasia Tianzhu yang kami miliki!”
Begitu ucapannya selesai, sebuah jimat tiba-tiba muncul di tangan Cody. Ia melantunkan mantra pelan, lalu menyalakan jimat itu dengan ujung jarinya, sebelum menempelkannya ke dahinya.
“Tertawa—”
Saat jimat itu hancur menjadi abu, Harvey dapat merasakan lonjakan aura dari tubuh Cody. Energinya melonjak berkali-kali lipat.
Yang paling mencolok adalah mata Cody yang kini berubah menjadi merah darah—menyerupai sosok iblis yang muncul dari dasar neraka.
Aura menyesakkan menyebar dari tubuhnya, menutup langit dan mengaburkan cahaya.
Tingkat Dewa Perang!
“Hipnosis India?”
Kelopak mata Harvey berkedut sedikit, lalu dia mengangguk kecil.
“Saya tak menyangka kamu bahkan mampu menghipnotis diri sendiri, lalu membangkitkan seluruh potensi tubuhmu melalui teknik itu.”
“Tapi, apa kamu benar-benar tidak tahu apa akibatnya?”
“Akibatnya?” Cody menyeringai dingin. “Jika aku berhasil membunuhmu, maka apa pun konsekuensinya tidak akan menjadi masalah bagiku!”
Begitu ucapannya meluncur, ia mengangkat pedangnya dan menerjang.
Pedang itu bergerak cepat, menciptakan kilatan keemasan seolah roda-roda surgawi berputar turun dari langit.
Di saat yang sama, lebih dari selusin guru besar India menerobos masuk, mengangkat pedang Kanda mereka yang menyala terang dan memancarkan kilau menyilaukan.
Namun Rachel tidak memilih mundur. Justru ia melangkah maju, menghunus pedangnya dan sendirian menghadang kelompok prajurit India itu.
Pertarungan pun langsung meletus dengan dahsyat—sebuah kekacauan yang mencekam.
Dahlia, yang tadinya hendak pergi, seketika terdiam. Tatapannya membeku. Ia ingin pergi, namun rasa ingin menyaksikan kematian Harvey menahannya.
Akhirnya ia hanya bisa menggertakkan gigi dan buru-buru menghubungi seseorang lewat telepon.
Sementara itu, Cody sudah berhadapan langsung dengan Harvey.
Pedang di tangannya kembali berputar, menciptakan ilusi roda-roda emas yang melayang, menekan ke arah Harvey tanpa ampun.
Harvey mengangkat pedang Kanda yang digenggamnya, menangkis serangan menggelegar itu.
Dentang!
Benturan keras terdengar ketika dua pedang itu bertubrukan, menciptakan suara menggema yang memekakkan telinga.
Keduanya terpaksa mundur dua langkah bersamaan.
Harvey memandangi pedang Kanda di tangannya yang kini patah menjadi dua bagian. Sikapnya tetap tenang dan santai.
Bagaimanapun juga, pedang itu hanyalah senjata biasa—tak sanggup menahan kekuatan luar biasa dari Cody.
Sebaliknya, senjata di tangan Cody jelas telah tempa berkali-kali dengan teknik luar biasa. Tekstur dan ketangguhannya tak tertandingi.
“Hipnosis India memang menakjubkan.” Harvey menyipitkan mata, menatap Cody dengan ekspresi campuran antara waspada dan kekaguman.
Saat dulu berperang di Eropa dan Asia, ia pernah menyaksikan teknik ini digunakan oleh para dewa perang India. Saat itu, kekuatan mereka memang melonjak drastis, namun akhir dari mereka selalu tragis.
Namun kala itu Harvey tak turun tangan sendiri. Sekarang, melihat Cody Garcha menggunakan teknik hipnotis yang sama, muncul sedikit antusiasme dalam dirinya.
Harvey tak tergesa-gesa menggunakan kekuatan penuhnya. Ia justru mengayunkan pedang Kanda yang kini tinggal separuh, melemparkannya langsung ke arah wajah Cody.
Dentang—
Cody menatap kosong, lalu mengayunkan pedangnya untuk menangkis. Mereka kembali terlibat bentrokan frontal.
Klang, klang, klang—
Dalam sekejap, Harvey melancarkan sembilan tebasan cepat bertubi-tubi. Gerakannya lincah dan bertenaga.
Bab 3410
Harvey sengaja menahan kekuatannya dalam tebasan-tebasan itu. Tujuannya hanya satu—menguji seberapa kuat Cody setelah menggunakan hipnosis India.
Karena kekuatannya ditahan, Cody mampu menanggapinya dan bahkan menyerang balik dengan kecepatan yang luar biasa. Seolah kekuatan mereka seimbang.
Di tengah dentuman dan benturan pedang yang menggema, Cody akhirnya menemukan celah.
Ia memutar pedang di tangannya dan menebaskannya ke udara. Tebasan itu begitu kuat hingga udara di sekitar mereka berguncang, disertai suara mencabik dari segala arah.
Dentang—
Harvey mengangkat sisa pedang Kanda-nya untuk menangkis. Namun karena ia menahan kekuatannya sendiri, ia terdorong mundur hingga sembilan langkah.
Dahlia yang melihat itu, sempat menyeringai, namun segera menarik diri beberapa langkah. Meski yakin Harvey akan kalah, ia tak ingin berada terlalu dekat dengan bahaya.
“Tingkat Dewa Perang,” gumam Harvey pelan sambil berdiri tegak.
“Kamu baru saja menginjak setengah langkah ke ranah Dewa Perang. Dengan teknik hipnosis itu, kamu mampu menahan di level ini.”
“Menarik. Semakin lama, kekuatanmu malah semakin meningkat.”
“Tapi… tahukah kamu harga yang harus dibayar untuk kemampuan seperti itu?”
Dari pengamatan Harvey, Cody telah memeras seluruh potensinya.
Pertarungan ini pasti akan berakhir dengan dua kemungkinan: dia akan langsung jatuh ke level awal, atau seluruh sistem tubuhnya akan rusak parah hingga tak bisa bertarung lagi seumur hidup.
“Berapa harganya?” Cody mendengus sinis.
“Selama aku bisa membinasakan iblis sepertimu hari ini, harga apa pun pantas dibayar! Bahkan jika itu mengorbankan nyawaku!”
Begitu kata itu terucap, Cody meraung keras. Ia melafalkan nama Buddha, lalu menyerbu Harvey dengan ekspresi menyeramkan.
Pisau kembali ditebaskan.
Shua——
Belum sempat pisau menyentuh kulit, aura pembunuhannya sudah begitu tajam dan menusuk.
Ekspresi Harvey berubah sedikit serius. Ia tetap belum mengerahkan seluruh tenaganya. Ia hanya menggunakan pedang sebagai pisau, lalu menebas dari bawah ke atas.
Dentang—
Suara benturan keras kembali terdengar. Kali ini, Harvey tetap berdiri tanpa bergeming, sementara Cody terhempas mundur lima hingga enam langkah.
Setiap langkahnya memecahkan batu biru di bawah kaki, meninggalkan bekas jejak yang dalam.
Namun Cody seperti telah kehilangan nalar. Ia begitu haus darah hingga tak mengatur napas sedikit pun. Dengan mata liar, ia kembali mengangkat pedangnya dan menebas ganas.
Cepat. Ganas. Presisi yang mematikan.
Tiba-tiba, di hadapan Harvey, ruang di sekitarnya mulai terdistorsi.
Sosok Cody seakan berubah menjadi ratusan, menyerang dari segala arah dalam waktu bersamaan.
“Hipnosis India…”
Harvey bergumam lirih. Ia menyadari teknik hipnosis Tianzhu ini sungguh luar biasa. Bahkan dirinya yang berpengalaman pun tak luput dari pengaruhnya.
Namun alih-alih panik, senyuman tipis muncul di bibirnya. Ia lalu perlahan menutup matanya.
“Apa? Kamu pikir menutup mata bisa menyelamatkanmu, Harvey? Dasar bajingan kecil!” teriak Cody dari segala penjuru.
“Kamu pikir kamu hebat? Tapi sekarang kamu tak bisa memecahkan teknik rahasia kami.”
“Jika kamu tak mampu menembusnya, maka bersiaplah mati!”
“Aku akan mencincangmu perlahan—potong demi potong, sampai kamu tercabik-cabik dan mati penuh penderitaan!”
Suara Cody terdengar menyeramkan, datang dari segala arah, seolah menguasai seluruh dunia.
Semoga terhibur dengan cerita Novel Harvey York dan Mandy Zimmer (Ye Hao dan Zheng Man’er) Bab 3409 – 3410 gratis online.
Harvey York’s Rise to Power / The Supreme Harvey York / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Chapter bab 3409 – 3410.
Leave a Reply