
Novel Kebangkitan Harvey York Bab 3383 – 3384 dalam bahasa Indonesia. Menyadur novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Agung Ye Hao“.
Harvey York’s Rise to Power Chapter / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bab 3383 – 3384.
Bab 3383
Lawan di hadapan Harvey menyerbu ganas, seperti binatang buas yang ingin mencabik-cabik mangsanya.
Wajahnya dipenuhi kebencian, seolah niatnya hanya satu: menghajar Harvey sampai tak bernyawa di atas ring.
Namun, Harvey tak menunjukkan sedikit pun rasa takut.
Ia justru melangkah maju dengan sikap tenang, dan—tanpa basa-basi—melepas satu tamparan keras.
Plaak—!
Terdengar suara yang memekakkan telinga. Mata pria bertubuh tambun itu langsung meredup, wajahnya dipenuhi rasa sakit, dan dalam sekejap tubuhnya terpental keluar ring, mendarat dengan keras di lantai.
Begitu menyentuh lantai, dia menjerit kesakitan dan tubuhnya mulai kejang-kejang hebat.
Harvey hanya menyilangkan tangan di belakang punggung, raut wajahnya datar, nyaris tak peduli. Seolah semua itu tak lebih dari pekerjaan ringan.
Nilai penuh.
Salah satu penguji yang berdiri di samping ring menatap adegan itu dengan ekspresi takjub, kemudian tanpa ragu memberikan nilai sempurna untuk Harvey.
Bagaimana tidak? Dalam satu gerakan saja, Harvey mampu menumbangkan murid dari Gerbang Naga. Mustahil untuk tidak memberinya nilai tertinggi.
Di sisi lain, ekspresi Korie yang cantik berubah masam. Ia tak pernah membayangkan bahwa pria yang semula dianggap remeh ini ternyata menyimpan kekuatan tersembunyi.
Namun, Harvey tak peduli pada sorotan matanya. Ia hanya menggerakkan jari, memberi isyarat santai ke arah penonton.
Tak berselang lama, dua orang berikutnya naik ke atas ring, satu per satu.
Tapi murid-murid biasa dari Gerbang Naga itu jelas bukan tandingan Harvey. Dalam waktu singkat, keduanya juga dibuat tumbang tanpa perlawanan berarti.
Dua nilai penuh kembali dikantongi Harvey.
Satu jam berlalu. Babak penyisihan akhirnya selesai. Dari ratusan peserta, hanya sepuluh yang terpilih untuk maju ke kompetisi tingkat provinsi.
Dan Harvey memimpin dengan gemilang.
Meski Korie cukup mumpuni, dia justru kalah di pertandingan terakhir hanya karena satu serangan. Alhasil, meski namanya tetap masuk daftar peserta provinsi, dia hanya menempati posisi paling akhir.
Ketika seluruh kontestan melihat Harvey kembali menduduki peringkat pertama, pandangan mereka dipenuhi keheranan dan ketidakpercayaan.
Dia tak hanya menjadi yang terbaik dalam ujian teori, tapi juga berjaya di arena nyata. Bukankah itu pertanda dia adalah sosok langka—seorang jenius sejati, baik secara intelektual maupun fisik?
Benar-benar kuda hitam tak terduga dalam ajang tahun ini!
Fisher dan beberapa rekannya tak kuasa menahan diri. Mereka segera menghampiri Harvey dengan wajah sumringah.
“Harvey, kamu luar biasa! Benar-benar pahlawan dari generasi muda!”
“Selamat! Kamu masuk ke kompetisi provinsi sebagai juara pertama!”
Para penguji pun tak bisa menyembunyikan kekaguman mereka. Sepanjang pertandingan, mereka mengamati dengan seksama.
Harvey selalu menang hanya dengan satu gerakan. Lawan-lawannya nyaris tak diberi kesempatan untuk menyerang balik.
Memang, menampar wajah di atas ring bukan tindakan elegan, tapi kemenangan tetaplah kemenangan.
Menanggapi pujian yang datang bertubi-tubi, Harvey hanya tersenyum tipis dan merendah, “Saya hanya beruntung. Lawan-lawan saya kebetulan bukan yang terkuat.”
“Ck, kamu tahu kamu hanya beruntung?”
“Lalu kenapa kamu bersikap seolah-olah kamu yang paling hebat?”
Korie yang berdiri di tengah kerumunan perempuan, melayangkan tatapan tajam pada Harvey. Bibirnya menyunggingkan senyum sinis.
“Kalau kamu benar-benar bertemu lawan yang kuat, mungkin kamu sudah menangis tersungkur di lantai, kan?”
Mendengar sindiran itu, Harvey menoleh, menatap Korie tanpa emosi, dan menjawab datar,
“Lebih baik menangis di depan orang tua karena kekalahan, daripada bertingkah manja demi menang di atas ring, bukan?”
“Harvey, apa maksud kamu!?”
Nada suara Korie meninggi, wajahnya langsung merona karena marah.
Memang benar, dua kemenangan yang ia raih sebelumnya bukan semata karena kekuatan, melainkan karena daya tariknya sebagai perempuan.
Namun, ia selalu merasa bahwa kecantikannya pun adalah sebuah senjata.
Karena para pria, katanya dalam hati, memang berharap dimanfaatkan olehnya.
Pikiran itu membuatnya semakin geram.
Dia menggertakkan giginya lalu berkata dingin, “Kamu pikir kamu hebat hanya karena menang di beberapa pertandingan kecil?”
“Kemenangan di atas ring bukan segalanya!”
“Kekuatan sejati itu teruji di medan tempur nyata, bukan di arena!”
“Lagipula, mengapa kamu bisa selalu menang hanya dengan satu gerakan dalam tiga pertandingan berturut-turut? Apa kamu pikir kami semua bodoh?”
“Apa kamu yakin tidak ada permainan skor di balik layar?”
“Kamu sebaiknya memberiku penjelasan. Atau kamu pikir semua orang akan diam saja?”
Bab 3384
Saabat Korie juga tampak kesal melihat Harvey diperlakukan seperti pahlawan. Ia mendengus penuh ejekan dan berkata pada Korie, “Korie, ayo kita pergi.”
“Konferensi Gerbang Naga ini sudah kotor. Penuh dengan transaksi gelap.”
“Seseorang berusaha menciptakan pahlawan palsu. Mana bisa orang biasa seperti kita bersaing secara adil?”
Wanita cantik di sampingnya ikut menimpali dengan sinis.
“Benar! Lagaknya seakan pantas dibanggakan!”
“Semakin tinggi kamu melambung sekarang, semakin keras kamu jatuh nanti saat kompetisi provinsi.”
“Apakah kamu kuda pacu atau keledai tua, semuanya akan terlihat di medan sebenarnya.”
“Tak heran ilmu bela diri Daxia sering diremehkan pendekar asing—orang-orang seperti kalian hanya mengejar nama dan panggung!”
“Konspirasi! Curang!”
Korie kembali mencibir, lalu berbalik hendak pergi.
Reputasi? Popularitas? Konspirasi?
Harvey menatap punggung Korie dengan dingin, lalu bersuara datar, “Nona Johnings, ucapan tanpa dasar seperti itu lebih baik tidak dilontarkan sembarangan.”
“Saya meminta permintaan maaf secara resmi dari Anda.”
“Kalau tidak, persoalan ini tidak akan berakhir begitu saja.”
“Yo? Tidak akan berakhir?”
Korie berbalik dengan ekspresi mengejek.
“Apa kamu tahu betapa memalukannya dirimu?”
“Kamu mungkin tak punya harga diri, tapi kami masih punya kehormatan! Bahkan seni bela diri Daxia punya martabat yang harus dijaga!”
“Orang seperti kamu ibarat tikus mati dalam tong nasi—membusukkan segalanya!”
Melihat juara nomor satu dan wanita cantik saling beradu mulut, para peserta yang masih berada di arena segera berkerumun. Semua ingin menyaksikan bagaimana drama ini akan berlanjut.
Wajah Fisher menggelap. Ia melangkah maju dan berkata dengan suara tegas, “Nona Johnings, sebaiknya kamu jelaskan maksud dari ucapanmu!”
“Apa maksudmu dengan konspirasi dan curang?”
“Oh? Kamu ingin aku memperjelasnya?”
Korie menyeringai, seolah telah mengetahui seluruh kebenaran.
“Kami bukan anak kecil. Apa kamu pikir kami tidak bisa melihat permainan licik di balik layar ini?”
“Benar sekali, Wakil Presiden Benett. Kalau hal ini terus digali, reputasimu sebagai pejabat Gerbang Naga cabang Wucheng mungkin akan hancur berkeping-keping!”
Salah satu teman Korie ikut bicara dengan nada mengejek.
“Beberapa hal cukup dipahami tanpa harus diucapkan.”
“Sekarang kami sudah membukanya ke publik, bagaimana kamu akan menutupnya?”
Konspirasi? Intrik di balik layar?
Suasana berubah tegang. Beberapa peserta yang gagal lolos mulai menunjuk-nunjuk Fisher dan Harvey dengan tatapan tajam, seolah menuntut penjelasan atas ‘ketidakadilan’ yang selama ini mereka diamkan.
Wajah Fisher semakin dingin. Ia menatap Korie tajam dan berkata dengan suara penuh tekanan, “Nona Johnings, kalau Anda berani menuduh, maka Anda juga harus berani menunjukkan bukti.”
“Kalau tidak, meski Anda berasal dari Keluarga Johnings, saya tetap akan meminta pertanggungjawaban penuh!”
“Karena Anda bukan hanya memfitnah saya, tapi juga seluruh Gerbang Naga!”
Mendengar pernyataan keras dari Fisher, Harvey melirik Korie dengan pandangan menyelidik.
Jadi dia dari Keluarga Johnings… Pantas saja sifatnya begitu arogan.
Namun, dari sikap dan caranya berbicara, Harvey bisa menebak bahwa posisi Korie di keluarganya tidak terlalu tinggi. Kalau tidak, dia pasti sudah dikenal sejak awal.
“Hehehe—”
Korie hanya tertawa kecil, lalu mendengus.
“Fitnah?”
“Orang seperti Harvey, bahkan tidak pantas aku fitnah.”
“Kamu, Fisher, juga tahu aku berasal dari Keluarga Johnings.”
“Kami tidak akan mencoreng nama besar keluarga kami hanya demi menjelekkan seorang tak dikenal seperti dia!”
Semoga terhibur dengan cerita Novel Harvey York dan Mandy Zimmer (Ye Hao dan Zheng Man’er) Bab 3383 – 3384 gratis online.
Harvey York’s Rise to Power / The Supreme Harvey York / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Chapter bab 3383 – 3384.
Leave a Reply