
Novel Kebangkitan Harvey York Bab 3327 – 3328 dalam bahasa Indonesia. Menyadur novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Agung Ye Hao“.
Harvey York’s Rise to Power Chapter / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bab 3327 – 3328.
Bab 3327
Sudah bisa ditebak, Korie sangat murka. Bagaimana tidak? Harvey berani bertindak, namun tak bersedia mengakui perbuatannya di hadapan publik.
Kalau dia sekadar pria miskin, Korie mungkin masih bisa memaklumi. Tapi menjadi pengecut yang bahkan tak berani mengakui keberaniannya sendiri? Di mana muka Korie akan diletakkan?
Bagaimana dia bisa menyombongkan diri hari ini di depan teman-temannya? Dengan apa ia akan memuaskan egonya, yang selalu merasa lebih tinggi dari orang lain?
Dengan ekspresi congkak, Korie menatap Harvey dari ujung mata dan mendengus sinis.
“Harvey, tak peduli sekeras apa pun kamu berusaha, seberapa banyak pun keringat yang kamu curahkan, aku tegaskan satu hal padamu—kamu tidak akan pernah bisa menyusulku!”
“Aku sekarang adalah murid luar Gerbang Naga Cabang Wucheng!”
“Sementara kamu? Kamu hanya pecundang menyedihkan yang tak punya pencapaian apa-apa!”
“Kita berasal dari dua dunia yang sepenuhnya berbeda!”
Tanpa menunggu respons, Korie melambaikan rambutnya dengan gerakan anggun tangan kanannya. Ia pun melangkah masuk ke dalam gimnasium, diikuti oleh teman-temannya yang sama sombongnya.
Harvey hanya menatap punggungnya dengan diam. Untuk sejenak, dia sendiri bingung apakah harus menertawakan kepercayaan diri Korie yang berlebihan atau menyesali nasibnya yang tampak begitu sial.
Datang sejauh ini untuk mengikuti seleksi Gerbang Naga, dia malah disangka pria tolol yang mengejar perempuan dari ribuan mil jauhnya.
Memikirkan hal itu membuat Harvey bergidik geli. Ia buru-buru menepis pikiran itu dan langsung menuju meja depan untuk mencari tahu lokasi ujiannya.
Beberapa menit kemudian, Harvey tiba di lapangan sepak bola dalam ruangan.
Seluruh area telah diubah menjadi ruang ujian dengan deretan meja yang tertata rapi.
Sekilas pandang menunjukkan bahwa tempat ini mampu menampung ribuan orang untuk mengikuti ujian teori secara serentak.
Di sudut-sudut ruangan, tampak puluhan kamera pengawas yang siap mengawasi setiap gerak-gerik peserta. Jelas, upaya kecurangan sangat tidak ditoleransi di sini.
Peserta lain tampak sibuk mencari posisi duduk mereka masing-masing. Harvey berkeliling sebentar dan akhirnya menemukan kursinya—tepat di pinggir ruangan.
Namun yang membuatnya nyaris kehilangan kata adalah kenyataan bahwa Korie dan rombongannya duduk tepat di baris depannya.
Lebih spesifik lagi, Korie menempati meja yang persis berada di hadapan Harvey.
Ia menghela napas dan mengambil posisi duduknya dengan tenang.
Saat itulah, Korie berbalik. Tatapannya tajam, menyipit, menelusuri Harvey dari atas ke bawah. Dengan nada mencemooh, dia berkata, “Harvey, kamu masih bisa menyangkal bahwa kamu ke sini bukan karena aku?”
“Untuk dapat duduk di kursi ini, kamu pasti mengandalkan banyak koneksi dan membuang-buang uang, kan?”
“Kalau tidak, mana mungkin kamu bisa sedekat ini denganku secara kebetulan?”
Harvey mengembuskan napas pelan, menjawab tanpa emosi, “Sudah kukatakan, aku datang untuk mengikuti kualifikasi Konferensi Gerbang Naga. Hari ini adalah ujian teorinya. Masalah tempat duduk ini? Aku benar-benar tidak tahu.”
“Hehehe, ujian teori katanya?”
“Dengan kemampuanmu sekarang, kamu pikir kamu bisa mengerti ujian teori bela diri?”
Korie menatapnya seolah sedang memandang makhluk yang menjijikkan.
“Dengar, Harvey. Dalam ujian seperti ini, kalau kamu bukan berasal dari keluarga praktisi bela diri atau tak punya afiliasi dengan Gerbang Naga, kamu bahkan tak punya harapan untuk lulus, paham?”
“Sudah jelas-jelas kamu tak punya peluang, kenapa masih pura-pura?”
“Tapi baiklah, karena aku murah hati, aku beri kamu kesempatan.”
“Kalau kamu bisa lulus ujian seratus poin ini, aku akan beri kamu kesempatan untuk mengejarku!”
“Kalau tidak, enyahlah dari hadapanku dan jangan pernah muncul lagi!”
“Berani bertaruh denganku?”
Mendengar tantangan itu, beberapa teman Korie menoleh dan menatap Harvey dengan ekspresi penuh ejekan.
Jelas, mereka pikir Harvey tak akan berani menyambut tantangan itu. Mana ada lelaki bodoh yang sanggup menolak kesempatan mendekati sang dewi?
Harvey mengernyit pelan, lalu menjawab datar, “Tidak perlu. Itu tak ada gunanya.”
Sebelum Korie bisa kembali bicara, seorang pria paruh baya berdiri di podium depan dan mengangkat suara.
“Semua peserta, harap tenang! Matikan ponsel kalian, serahkan seluruh catatan dan bersiaplah untuk ujian!”
Bab 3328
“Ujian akan berlangsung selama dua jam. Ada seribu peserta dalam ruangan ini. Skor kelulusan ditetapkan pada 60 poin!”
“Para kandidat yang berhasil lulus akan diurutkan berdasarkan nilai tertinggi. Hanya 100 peserta terbaik yang akan melaju ke babak tingkat kota!”
“Selama ujian berlangsung, dilarang keras berbicara atau memainkan ponsel. Jika melanggar, Anda akan langsung didiskualifikasi!”
“Seluruh pengawas dan penilai ujian ini adalah murid Gerbang Naga!”
“Dan ketahuilah, penguji utama untuk babak penyisihan kali ini adalah Wakil Pemimpin Gerbang Naga Cabang Wucheng, Fisher Benett!”
“Jika ada yang kedapatan menyontek atau melanggar aturan, Anda dapat melaporkannya langsung kepada Pimpinan Benett. Jika laporan Anda terbukti benar, Anda akan diberi tambahan nilai sebagai imbalan!”
Begitu pengumuman itu selesai, selusin pria dan wanita berpakaian rapi berdiri dan menyapa para peserta. Penampilan mereka mencerminkan kesombongan yang seakan sudah mendarah daging.
Sosok yang paling mencuri perhatian adalah seorang lelaki tua berwajah agung, berbalut jubah seni bela diri, dengan tubuh tegap yang memancarkan wibawa.
Dialah Fisher Benett, Wakil Pemimpin Gerbang Naga Cabang Wucheng.
Meski posisinya mungkin tidak terlalu istimewa di tingkat pusat Gerbang Naga, namun di mata masyarakat umum, statusnya sangat luar biasa.
Tak heran banyak peserta menatapnya dengan penuh kekaguman. Siapa pun tahu, menjadi muridnya bisa menjadi tiket emas untuk diterima sebagai murid inti Gerbang Naga.
Tak lama berselang, setelah Fisher memberi isyarat, ruangan pun hening seketika. Semua peserta menanti pembagian lembar soal dengan wajah serius.
Korie tidak lagi mengganggu Harvey. Ia bersandar santai di kursinya sambil memainkan kuncir kudanya. Ujian teori seperti ini, baginya, ibarat mengisi teka-teki anak-anak.
Sementara itu, Harvey mengambil pena dan kertas dengan tenang, menanti dimulainya ujian.
Beberapa saat setelahnya, Fisher dan sebagian besar penguji lainnya meninggalkan ruangan, menyisakan lima hingga enam pengawas yang mulai berpatroli.
Orang-orang ini jelas ditugaskan untuk menjaga ketertiban selama ujian berlangsung.
Mereka adalah murid Gerbang Naga, mayoritas berasal dari cabang Wucheng, dan aura mereka cukup membuat para peserta merasa terintimidasi.
Tiba-tiba, sebuah tatapan tajam yang menyiratkan rasa iri dan kewaspadaan tertuju ke arah Harvey.
Refleks, Harvey menoleh.
Begitu pandangan mereka bersirobok, Harvey sempat tertegun. Ia sama sekali tak mengenal pria yang menatapnya dengan penuh kebencian itu.
Namun, Korie yang duduk di depannya langsung bersuara dengan nada mencibir, “Harvey, kamu melihat pria itu?”
“Itu Wilber Lee, pria yang bahkan tak layak mengemis perhatianku!”
“Sejak bertemu denganku di Gerbang Naga Cabang Wucheng, dia terus mengejarku seperti anjing kelaparan.”
“Tapi aku bahkan tak sudi meliriknya!”
“Dan dia paling benci pada laki-laki yang terlalu dekat denganku.”
“Kalau kamu mengakui dengan jujur bahwa kamu datang sejauh ini hanya untuk mengejarku, aku bisa saja memintanya agar tidak membuatmu kesulitan.”
“Ingat, dia adalah penguji. Jika dia mau mempersulitmu… tamatlah riwayatmu.”
Namun Harvey tidak tertarik membalas. Ia datang untuk mengikuti ujian, bukan untuk bersaing dalam urusan pribadi yang kekanak-kanakan.
Wilber yang memperhatikan percakapan diam-diam itu, menunjukkan ekspresi tidak senang. Baginya, Korie adalah wanita yang hanya boleh dimiliki oleh dirinya seorang.
Siapa pun yang berani mendekati Korie, tak peduli siapa dia, harus disingkirkan. Sejak mengenal gadis itu, Wilber sudah menyingkirkan banyak saingan, baik secara terang-terangan maupun diam-diam.
Kini, Harvey hanya menjadi satu dari daftar panjang yang harus ia injak dan hancurkan.
Tapi Harvey terlalu cuek untuk peduli. Baginya, Wilber hanya debu kecil yang tak layak jadi perhatian.
Namun jika pria itu benar-benar nekat menimbulkan masalah, Harvey tak akan ragu menamparnya hingga sadar diri.
Semoga terhibur dengan cerita Novel Harvey York dan Mandy Zimmer (Ye Hao dan Zheng Man’er) Bab 3327 – 3328 gratis online.
Harvey York’s Rise to Power / The Supreme Harvey York / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Chapter bab 3327 – 3328.
Leave a Reply