Kebangkitan Harvey York Bab 2527 – 2528

Novel Rise to Power The Supreme Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bahasa Indonesia Lengkap.webp

Novel Kebangkitan Harvey York Bab 2527 – 2528 dalam bahasa Indonesia. Menyadur novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Agung Ye Hao“.

Harvey York’s Rise to Power Chapter / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bab 2527 – 2528.


Bab 2527

Kendati memiliki kedudukan yang tinggi, Ellis tetap berdiri dengan senyum bersahaja dan berkata,

“Jangan khawatir, Tuan York. Saya telah mengabari pihak Shinkage negara kepulauan melalui jalur khusus milik keluarga Parson.”

“Aku mendengar bahwa tetua keluarga Shinkage, Maki Takei, akan tiba di Hong Kong malam ini, ditemani oleh kedua anaknya, Seiichiro Takei dan Rumiko Takei.”

“Mereka datang untuk menuntut keadilan atas kematian orang yang mereka cintai—Naoto Takei.”

Vince menarik napas seolah menyesali keadaan, meski nada suaranya menyimpan kemunafikan yang samar. “Akhir-akhir ini dunia memang tak pernah benar-benar damai. Keadilan bukanlah sesuatu yang bisa diberikan begitu saja oleh pemerintah. Kita harus menuntutnya dengan tangan sendiri.”

“Kita turut berduka atas musibah yang menimpa teman-teman kita dari negeri kepulauan.”

“Ellis, atas namaku, sambutlah tamu-tamu terhormat dari negeri seberang ini dengan layak. Berikan apa pun yang mereka minta—asal semua dilakukan melalui saluran bersih tanpa meninggalkan jejak sekecil apa pun.”

Mata Ellis menyipit, lalu ia berkata dengan tenang, “Tuan Muda York, tenang saja. keluarga Parson kami tumbuh dan berkembang dari usaha transportasi kanal. Bahkan bila ada celah yang bocor, takkan ada satu pun jejak yang bisa diikuti.”

Vince mengangguk perlahan, lalu berdiri, menatap Quinton, dan bertanya, “Quinton, apakah kamu yakin Harvey yang membunuh Tuan Muda Takei?”

Quinton tersenyum, nada suaranya percaya diri, “Tentu. Kamera pengawas rumah sakit menangkap gambarnya pagi tadi, dan setengah dari sidik jarinya ditemukan pada pisau di tempat kejadian.”

“Meski itu belum cukup untuk menjebloskannya seumur hidup ke dalam penjara, bukti tersebut cukup untuk memancing kemarahan dan balas dendam dari pihak keluarga Takei.”

Vince hanya berujar datar, “Kamu tak bisa mengatakan itu sembarangan. Bukti tetaplah bukti. Entah itu sah atau tidak, entah benar atau salah, kita tak punya andil dalam menentukan.”

“Tugas kita hanya menyampaikan apa yang kita tahu pada tamu-tamu terhormat dari negeri kepulauan. Soal keputusan, biar mereka yang menentukan.”

“Oh ya, satu hal lagi.”

Ia melirik Matthew dan melanjutkan, “Bukankah keluargamu memiliki beberapa pengacara handal dari Keluarga Flint? Suruh mereka bergerak dan bekerjasama demi menyelamatkan Carol.”

“Para tamu dari negeri kepulauan sudah berada di sini. Mustahil kita menjamu mereka tanpa kehadiran langsung dari Nona Parker, bukan?”

Mata Matthew sedikit menyipit. Ia mengangguk dan menjawab pelan, “Baik.”

Vince menarik napas panjang, lalu berbicara dengan lembut namun tegas, “Kita mewakili kekuatan tertinggi di Hong Kong dan Makau. Kita berdiri atas nama keadilan dan keseimbangan.”

“Ketika negara tak mampu memberi keadilan dan kepantasan, maka kita sendiri yang harus menjaganya.”

“Reputasi dan martabat internasional Hong Kong dan Makau tak boleh ternoda, bukan begitu?”

Tawa dan senyum samar muncul dari para pria muda dan wanita kaya di sekelilingnya.

Katelyn mengangguk penuh kekaguman, “Selama Tuan Muda York masih berada di Hong Kong, maka langit dunia akan tetap cerah.”

* * *

Sementara Vince sibuk mengatur langkah hukum dan keadilan Hong Kong, Harvey tiba di Rumah Sakit Edward dengan langkah tergesa.

Sekitar setengah jam sebelumnya, Leslie mengabarkan bahwa Naoto Takei telah meninggal pagi ini.

Penyebab luka adalah sebilah pedang Tang. Anehnya, setengah sidik jari Harvey ditemukan pada senjata tersebut.

Pemalsuan yang begitu terang-terangan membuat Harvey terdiam, bingung dan marah bercampur.

Tanpa menunda, ia langsung menuju Rumah Sakit Edward untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Suasana rumah sakit begitu ramai oleh orang-orang yang berlalu-lalang. Mengikuti informasi dari Leslie, Harvey segera menuju lantai tempat kamar jenazah berada.

Namun begitu ia melangkah masuk ke lantai tersebut, seulas kerutan muncul di dahinya.

Udara dingin menyergap tubuhnya, menyelinap tajam ke tulang belulang. Suasana sepi yang mencekam membuat bulu kuduk meremang.

Lampu di sepanjang koridor remang-remang. Tak ada satu pun sosok manusia terlihat di sana.

Satu-satunya suara yang terdengar adalah langkah kaki Harvey yang bergema lembut namun mencolok, mengisi lorong panjang itu seperti suara gema kematian yang merambat jauh ke ujung kegelapan.

Bab 2528

Bip, bip, bip…!

Suara khas notifikasi ponsel terdengar saat Harvey melangkah keluar, gerakannya tenang dan tanpa tergesa. Ia mengeluarkan ponselnya, mengirimkan sebuah pesan singkat, lalu melanjutkan langkah menuju kamar mayat di ujung koridor.

Di depan pintu kamar tersebut, dua detektif dari Kantor Polisi Hong Kong berdiri tegak, tangan mereka disilangkan di belakang punggung. Mereka mengenal Harvey. Tanpa banyak basa-basi, mereka mengangguk singkat, menyilakan masuk.

Di dalam ruangan yang dingin dan sunyi, Leslie tengah berdiri dengan sarung tangan medis putih yang membalut jemarinya. Rambut pendeknya diikat rapi ke belakang, menyingkap leher jenjang yang menciptakan kontras eksotis di tengah atmosfer kelabu kamar mayat.

Saat Harvey mendekat, ia melihat Leslie tengah memeriksa luka di tenggorokan Naoto Takei dengan perhatian yang nyaris obsesif. Fokus wanita itu begitu tajam hingga ia tak menyadari bahwa wara putih dadanya yang terpancar.

Meski tubuhnya tersembunyi di balik jas pelindung medis, lekuk tubuh Leslie yang anggun dan posturnya yang ramping tetap mencuri pandang. Harvey menarik napas perlahan, berusaha menenangkan diri sebelum akhirnya berkata dengan nada santai,

“Leslie, kenapa kamu sendiri yang turun tangan mengurus pemeriksaan jenazah? Apa kamu segan membiarkan mereka melakukannya?”

Leslie berhenti sejenak dan menoleh padanya. Tatapan sekilas itu tak lebih dari lirikan ringan, namun mengandung pesona tak terbantahkan.

Dengan suara pelan dan terkontrol, ia menjawab, “Hasil otopsi sudah keluar, dan semua barang bukti dari tempat kejadian juga telah dikumpulkan.”

“Semua petunjuk mengarah pada satu kesimpulan. Pembunuhnya adalah kamu, Harvey.”

Harvey mengangkat bahu ringan, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Masalahnya, aku bahkan tidak punya waktu untuk membunuh siapa pun.”

“Aku diinterogasi semalam di Kantor Polisi Kota Kowloon, dan ada rekaman CCTV yang bisa membuktikannya.”

“Pagi ini aku berada di taman villa keluarga Clarke, dan kamu sendiri saksi mata dari keberadaanku di sana.”

“Kalau waktuku saja tidak cukup untuk melakukan kejahatan, bukankah itu berarti semua bukti itu tak cukup untuk menjatuhkan hukuman?”

Sambil berbicara, Harvey mendekat ke meja jenazah, menatap wajah pucat Naoto Takei dengan mata yang sedikit menyipit.

Ekspresi terkejut yang masih membekas di wajah jenazah itu seakan membisikkan bahwa serangan datang dari seseorang yang sangat dikenalnya. Atau lebih tepatnya, seseorang yang tak pernah ia curigai.

Leslie menggeliatkan bahunya yang sedikit kaku, seperti mencoba meredakan ketegangan. Seakan bisa membaca pikiran Harvey, ia berujar lembut,

“Sebenarnya, saat ini bukan soal siapa pembunuhnya yang paling penting.”

“Bukti-bukti dalam kasus ini kemungkinan besar telah direkayasa. Dengan bahan seperti ini, aku bahkan tak bisa mengajukanmu untuk pemeriksaan standar.”

“Tapi masalahnya, bukti-bukti yang tak berguna bagi kepolisian justru menjadi bukti yang tak terbantahkan bagi warga pulau itu.”

“Ditambah lagi, kamu memang telah membunuh Furuta Ryuichi. Hanya saja karena berbagai alasan, kantor polisi tidak menjatuhkan hukuman padamu.”

“Tapi bagi penduduk pulau, itu adalah dosa yang tak terampuni.”

Harvey tersenyum kecil, alisnya sedikit terangkat. “Jadi, apa maksudmu? Jepang akan mengerahkan pasukan untuk memburuku melintasi perbatasan hanya karena bukti-bukti tak sah ini? Mereka akan menerbitkan surat perintah internasional untukku?”

Leslie menunduk sedikit, suaranya makin pelan, nyaris seperti bisikan, “Kalau memang seperti itu, tak jadi masalah. Hanya saja… aku khawatir…”

Sebelum kalimatnya selesai, langkah sepatu hak tinggi terdengar menggema dari luar ruangan. Dentingnya tajam, mengusik keheningan kamar mayat.

Para detektif dari kedua kantor polisi sempat menunjukkan reaksi untuk menghentikan suara itu, tapi kemudian mereka melihat sosok yang mendekat. Saat mereka mengenali identitasnya, mereka segera memberi jalan tanpa berkata apa pun.

Harvey dan Leslie serempak berbalik. Seorang dokter forensik, berbalut jas putih, kini berdiri beberapa langkah di belakang mereka. Wajahnya tertutupi masker, menyisakan hanya sepasang mata yang kini menyipit tajam.

Dokter itu melirik Leslie sekilas sebelum berkata dengan suara dalam dan tegas, “Apa yang sedang terjadi di sini?”

“Bukankah sudah kukatakan?”

“Tak seorang pun boleh memasuki ruangan ini sesuka hati selain dari personel kepolisian.”

“Kalau kita membiarkan sembarang orang memeriksa kamar mayat ini, dan kemudian terjadi sesuatu—entah mayat rusak atau bahkan dihancurkan oleh oknum, siapa yang akan bertanggung jawab?”


Semoga terhibur dengan cerita Novel Harvey York dan Mandy Zimmer (Ye Hao dan Zheng Man’er) Bab 2527 – 2528 gratis online.

Harvey York’s Rise to Power / The Supreme Harvey York / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Chapter bab 2527 – 2528.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*