
Novel Kebangkitan Harvey York Bab 2485 – 2486 dalam bahasa Indonesia. Menyadur novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Agung Ye Hao“.
Harvey York’s Rise to Power Chapter / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bab 2485 – 2486.
Bab 2485
Harvey berbicara dengan tenang, nadanya datar namun penuh keyakinan, “Ya, itu memang zat yang sangat beracun. Semakin kuat toksisitasnya dan semakin tua bahannya, justru semakin baik.”
Ia menatap lurus ke depan, lalu melanjutkan, “Semua ini adalah pemicu yang bisa sepenuhnya membangkitkan racun es malam kutub dalam tubuh kakekmu.”
“Ini adalah metode klasik, melawan api dengan api.”
“Benar. Melawan api dengan api,” ulangnya, seakan menegaskan pilihan jalan yang telah diambil.
Ekspresi wajah Katy berubah-ubah. Terlihat jelas ia tengah bergulat dengan keputusan besar.
Namun setelah hening sejenak, ia akhirnya berkata pelan, nyaris seperti gumaman, “Baiklah, karena Tuan Muda York telah mengatakannya, aku akan segera mengumpulkan semua bahan yang dibutuhkan.”
Dean, yang sejak tadi mengamati resep yang diberikan Harvey, tersenyum hangat. “Katy, Tuan Muda York bersedia memberikan resep seperti ini. Itu tandanya dia menganggap kita sebagai bagian dari lingkarannya sendiri.”
Ia menambahkan dengan suara mantap, “Intinya, lakukan saja yang terbaik. Sisanya, serahkan pada takdir. Entah nanti berhasil atau tidak, kamu tidak bisa menyalahkan Tuan York. Mengerti?”
Katy mengangguk, tekad mulai mengeras di matanya.
“Tuan Muda York,” katanya mantap, “Anda boleh melakukan apa pun yang Anda anggap perlu. Saya akan menanggung semua biayanya secara pribadi!”
“Saya akan melakukan yang terbaik.” Harvey tersenyum tenang.
“Oh ya, Tuan tua… Anda harus bertahan selama tujuh hari ke depan. Jika racun es malam kutub itu sepenuhnya aktif, maka rasa sakit yang akan Anda alami akan jauh lebih buruk daripada kematian.”
Namun kemudian ia berkata dengan nada yang sedikit lebih ringan, “Tapi mengingat kam uadalah seorang ahli bela diri, seharusnya bukan perkara sulit untuk bertahan, bukan?”
Dean terkekeh kecil, lalu berkata, “Dengan kondisiku saat ini, hal yang paling kutakutkan justru kehilangan kesadaran dan menjadi tak lebih dari sayur-mayur.”
“Rasa sakit yang murni justru membuatku sadar bahwa aku masih hidup!”
“Jadi, jangan khawatir, Tuan York. Tujuh hari saja. Aku bisa menahannya!”
“Baiklah,” ujar Harvey mengangguk, “Kalau begitu, aku akan datang lagi tujuh hari dari sekarang.”
Setelah memberikan beberapa instruksi tambahan, Harvey pun pergi bersama Katy.
Begitu keluar, Katy segera menghubungi seseorang dan memberikan perintah singkat. Setelahnya, ia menoleh ke arah Harvey dan berkata lembut, “Tuan York, terima kasih banyak.”
“Awalnya kamu dan aku adalah musuh, tapi kamu masih bersedia menolongku karena kebaikan hatimu. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara membalas semua ini.”
Harvey menatapnya sebentar sebelum menjawab dengan senyum samar, “Ini memang awalnya adalah kesepakatan antara kamu dan aku. Tentu saja aku akan melakukan yang terbaik.”
Namun nada suaranya berubah sedikit serius. “Tapi selama tujuh hari ke depan, Bos Cobb, kamu harus mengendalikan orang-orang Nanyang yang kamu tampung. Kalau ada yang mencoba menggangguku, kakekmu tidak akan punya harapan lagi.”
“Jangan khawatir.” Katy tersenyum penuh percaya diri, “Aku berjanji, bukan hanya orang Nanyang tidak akan menyakitimu, bahkan tidak satu pun orang boleh menyentuhmu!”
“Mulai sekarang, siapa pun yang berani mengusikmu, harus berhadapan denganku, Katy. Jika mereka tidak melangkahi mayatku, maka mereka tak akan bisa menyentuh sehelai rambutmu pun, Tuan Muda York!”
“Kalau kamu mau, aku bisa mengirim delapan master Geng Nanyang untuk menjagamu siang dan malam.”
Harvey tahu bahwa bagi Katy, keselamatan Dean adalah prioritas utama. Maka demi menjamin keselamatan sang kakek, dia pun rela mengerahkan segala cara untuk menjaga Harvey.
Namun Harvey hanya tersenyum tipis. “Tidak perlu. Aku masih sanggup melindungi diriku sendiri.”
“Yang kuinginkan hanyalah kamu bisa mengendalikan orang-orangmu… Geng Nanyang.”
Malam telah larut ketika mereka akhirnya meninggalkan markas Geng Nanyang.
Awalnya Harvey berniat menghubungi Yoana dan memintanya menjemput. Namun mengingat suasana canggung dan ambigu yang terjadi sebelumnya di antara mereka, ia memutuskan untuk mengurungkan niat itu.
Ia melangkah menyusuri jalanan wilayah Kowloon Hongkong di bawah cahaya lampu kota yang gemerlap. Udara malam terasa lembap, dan kehidupan di sekelilingnya masih begitu hiruk-pikuk. Dari kejauhan, suara kendaraan, tawa manusia, dan dengung lampu neon bersatu menjadi irama malam yang khas.
Harvey menarik napas panjang dan menatap keramaian itu dengan mata menyipit. Di balik semua kegaduhan yang tampak biasa itu, ada satu hal yang menggelitik hatinya: rasa iri yang aneh.
Ia iri pada mereka—orang-orang biasa yang bisa hidup dalam kesederhanaan, tanpa beban kekuasaan, tanpa bahaya mengintai di setiap sudut.
Sayangnya, hidup yang tenang bukanlah takdirnya. Tidak semua orang diberi kesempatan untuk menjadi biasa-biasa saja.
Beberapa orang, seperti dirinya, memang terlahir untuk menjalani kehidupan yang luar biasa… dan penuh risiko.
Saat ia mendesah dan mulai berpikir untuk mencari kedai kecil yang masih buka—barangkali untuk makan barbekyu sambil meneguk minuman hangat—sebuah mobil mendadak berhenti di hadapannya.
Plat nomor mobil itu menunjukkan asalnya dari Makau.
Beberapa pria keluar dari dalam mobil, lalu dengan tergesa membantu seorang gadis muda turun.
Gadis itu tampak sedikit mabuk, dan ia mengenakan seragam universitas. Tubuhnya goyah dan langkahnya limbung.
Meski jelas-jelas ia tidak rela, namun karena pengaruh alkohol, perlawanan yang ia berikan sangat lemah. Ia tidak mampu melawan pria-pria Pulau itu yang kini mengelilinginya.
Bab 2486
“Cepat bawa orang itu ke sini! Tuan Takei sudah lama menunggu!”
“Ck ck ck… Harus kuakui, gadis pembawa bunga dari Daxia itu memang luar biasa. Tak heran jika Tuan Takei langsung terpikat padanya sejak pandangan pertama. Ia bahkan memerintahkan kita untuk membawanya ke sini, dengan cara apa pun juga.”
Pemimpin kelompok dari negeri kepulauan itu menonjol dengan tanda khas—dua huruf bertuliskan ‘Kame’ terpampang jelas di pakaiannya. Di wajahnya, tergambar senyum cabul yang begitu licik, memperlihatkan sisi gelap dari niat mereka.
“Perjalanan ke Hong Kong ini tidak sia-sia,” ucapnya seraya menjulurkan tangan, menyentuh tubuh gadis itu dengan sikap tak tahu malu, seolah ia tengah menikmati hasil buruannya.
Gadis muda itu tampak lemah, tubuhnya sedikit meronta, seperti tengah berjuang untuk sadar dari kondisi yang mengaburkan kesadarannya. Rambut hitamnya yang panjang menjuntai menutupi hampir seluruh wajah, sehingga Harvey yang berdiri tak jauh dari situ, kesulitan melihat siapa dia sebenarnya.
Harvey mengernyit pelan. Ia tahu benar, kawasan ini dikenal sebagai zona abu-abu, tempat di mana batas hukum kerap diabaikan. Praktik-praktik gelap seperti prostitusi terselubung sering terjadi.
Di tengah keraguannya, ia bertanya-tanya, haruskah ia ikut campur?
Jika gadis itu datang dengan keinginan sendiri, sama saja mencampuri urusan pribadi orang lain.
Namun saat langkahnya bersilang dengan kelompok orang-orang pulau itu, instingnya membuatnya menoleh. Pandangannya bertemu dengan wajah-wajah penuh kemenangan para lelaki itu, seakan mereka telah merayakan keberhasilan sebelum waktunya.
Gadis itu kembali meronta, namun jelas tenaganya tidak cukup untuk melawan. Tubuhnya tampak lemah, efek dari alkohol dan kemungkinan besar obat bius. Ia tak berdaya menghadapi kekuatan kasar dari para pria itu.
Tepat saat gadis itu mengangkat sedikit kepalanya, Harvey menangkap pandangan sekilas yang membuat dadanya terhantam keras.
Wajah itu… Zinnia. Nona kelima dari Keluarga Hamilton.
Harvey tidak pernah membayangkan akan melihat Zinnia di tempat seperti ini, terlebih lagi dalam kondisi seperti itu—lemah dan hampir tak sadar, tubuhnya berada dalam cengkeraman para pria asing.
Kendati hubungan mereka diwarnai dengan banyak konflik dan pertikaian, pada detik itu juga Harvey melupakan semuanya. Ia berbalik, menghampiri Kame—salah satu pria pulau yang memegang kendali, lalu mencengkeram kerah bajunya sembari berteriak, “Tunggu sebentar!”
Teriakan itu menghentikan langkah beberapa orang Jepang yang mabuk, mereka menoleh dengan tatapan menyipit, sinis.
“Sialan!”
Kame menyipitkan mata, menatap Harvey penuh ancaman. Dengan nada dingin, ia berkata, “Lepaskan. Berlutut dan minta maaf, atau aku akan memenggalmu di tempat.”
Namun Harvey tidak goyah. Ia memandangi pria itu dengan sorot mata tajam dan berkata tegas, “Wanita ini temanku. Kamu tidak boleh membawanya pergi.”
Saat itu juga, Harvey mencium aroma yang ganjil dari tubuh Zinnia. Wangi menyengat yang menusuk hidung, membuat kepala terasa ringan dan nyaris kehilangan fokus.
Seketika ia sadar, Zinnia bukan sekadar mabuk. Ia juga telah diberi obat bius. Ini bukan lagi masalah kesepakatan pribadi, ini murni kejahatan.
“Beraninya kamu ikut campur urusan kami orang pulau?” Kame kembali menyeringai, namun kini sorot matanya semakin tajam. “Wanita ini sudah dipilih oleh Tuan MudaTakei kami. Entah kamu temannya atau kekasihnya, enyahlah dari sini sekarang juga.”
“Malam ini, dia harus menemani Tuan Takei. Siapa pun yang mencoba menghentikan rencana ini… akan mati.”
Begitu kata-kata dingin itu meluncur dari bibir Kame, beberapa pria pulau lainnya langsung berbalik, tangan mereka bergerak sigap ke arah belati yang terselip di pinggang masing-masing. Tatapan mereka penuh kebencian dan kesediaan untuk bertindak tanpa ragu.
“Baga! Apakah kamu tidak tahu aturan di tempat seperti ini?”
“Sebentar lagi kami akan mengiris tubuhmu hingga tak bersisa. Dan percayalah, tak akan ada satu pun yang membelamu di sini!”
Satu demi satu, pria-pria bertubuh kekar dengan wajah sangar mulai mendekat. Di tangan mereka, parang-parang berkilau menyiratkan ancaman nyata.
Jelas, mereka bukan sekadar pengikut biasa, melainkan kaki tangan yang disiapkan untuk memastikan kehendak para penduduk pulau itu berjalan mulus, dengan atau tanpa darah yang tertumpah.
* (Kame= kura-kura dalam bahasa Jepang)
Semoga terhibur dengan cerita Novel Harvey York dan Mandy Zimmer (Ye Hao dan Zheng Man’er) Bab 2485 – 2486 gratis online.
Harvey York’s Rise to Power / The Supreme Harvey York / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Chapter bab 2485 – 2486.
Leave a Reply