
Novel Kebangkitan Harvey York Bab 2459 – 2460 dalam bahasa Indonesia. Menyadur novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Agung Ye Hao“.
Harvey York’s Rise to Power Chapter / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bab 2459 – 2460.
Bab 2459
Wajah Harvey menunjukkan ketertarikan yang tidak disembunyikan, sorot matanya menyipit tajam menatap Jonn. Dengan nada datar yang sarat makna, ia bertanya, “Bagaimana dengan koper Euro terakhir?”
Koper Euro itu, menurut nilai tukarnya, jelas yang paling bernilai. Maka, masuk akal bila syarat yang menyertainya pun akan menjadi yang paling berat.
“Pria yang menarik sekaligus cerdas!” gumam Jonn dengan nada penuh kekaguman. Tatapannya jelas memperlihatkan kekesanan positif atas kecerdasan dan ketajaman naluri Harvey.
Dengan satu gerakan ringan, Jonn mengangkat koper Euro tersebut. Tumpukan uang kertas berwarna-warni mengalir turun bak air terjun kecil, membentuk gundukan yang mencolok.
“Ini sebagai imbalan atas teknik rahasia menundukkan roh jahat dengan darah yang ada di tanganmu, juga janji padamu untuk bekerja di Yayasan Surrey milikku…”
Harvey tersenyum tipis, nyaris tak kentara. Sorot matanya berubah, menatap Jonn dari kepala hingga kaki. Meski pria itu tampak seperti dermawan yang ramah, dalam mata Harvey terselip rasa muak yang dingin.
“Anda membayar saya puluhan juta euro demi sebuah teknik rahasia, lalu berharap saya mengabdi seumur hidup untuk Anda?” katanya, suaranya lembut namun menggigit.
“Tuan Surrey benar-benar punya rencana yang matang!” lanjut Harvey, kini dengan nada sinis yang tak lagi ditutupi. “Apakah kamu tidak takut kalau perhitunganmu ini justru akan menjadi awal kehancuranmu?”
Perempuan berwajah cantik dengan riasan tipis di sisi Jonn tampak sedikit mengernyit. Bukan karena takut, melainkan karena merasa Harvey telah melampaui batas sopan santun terhadap Jonn.
Namun Jonn sendiri tampaknya tak menyadari sindiran terselubung dalam ucapan Harvey. Ia hanya tersenyum santai, lalu kembali melempar setumpuk uang kertas ke hadapan Harvey.
“Aku datang ke rumah Keluarga Hamilton kali ini dalam keadaan tergesa-gesa, sampai lupa membawa banyak barang,” ujarnya ringan.
“Tentu saja, alasannya karena aku ingin menstabilkan keadaan di rumah ini secepat mungkin… dan, ya, mungkin juga karena aku sedikit menginginkan hasil yang cepat.”
Dia tertawa kecil, lalu melanjutkan dengan nada penuh semangat. “Tapi setelah bertemu denganmu, Tuan York, aku merasa Tuhan telah memberiku kesempatan kedua.”
“Begitu kamu menyerahkan teknik rahasia itu, aku yakin bisa melampaui batas dalam Feng Shui. Bahkan, menjadi orang nomor satu di seluruh Daxia!”
“Satu hari nanti, semua warisanku akan menjadi milikmu.”
“Termasuk Yayasan Surrey milikku di Kota Hong Kong, aku akan serahkan sepenuhnya untukmu!”
“Aku percaya, seseorang seperti kamu yang datang tanpa latar belakang besar justru bisa menunjukkan nilai terbaiknya di yayasan milikku!”
Dengan penuh semangat, Jonn melangkah mendekat. Ia mengulurkan tangan kanannya, menepuk bahu Harvey dengan keakraban yang dipaksakan. Suaranya kini merendah namun tetap penuh bujukan,
“Teman York, aku bisa yakinkan kamu! Kalua kamu bergabung denganku, kekayaan dan kemakmuran akan jadi milikmu seumur hidup.”
“Bahkan jika kamu bercita-cita menjadi bagian dari kalangan atas di kawasan Macau-Hong Kong, aku pun bisa membukakan jalan.”
Jonn menyunggingkan senyum percaya diri.
“Dengan pengaruh yang kumiliki, bahkan keluarga Hamiltom Makau pun akan memberimu penghormatan.”
“Aku bahkan bisa merekomendasikanmu menjadi murid Kuil Tao Wumei. Dari sana, kamu bisa menjadi sosok yang luar biasa.”
Pada saat itu, senyum Jonn semakin mengembang. Dalam balutan wajah ramah, ia tampak seperti perpaduan antara perekrut berbakat dan paman perhatian dari rumah sebelah. Sseolah-olah benar-benar peduli pada masa depan Harvey dan rela memberikan segalanya untuknya.
Namun, wajah Harvey tetap datar. Tak ada seberkas pun ketertarikan, apalagi rasa syukur.
“Tuan Surrey,” ucapnya perlahan, namun tajam, “kita ini sama-sama dewasa. Tak perlu memutar-mutar kata, apalagi menyelubungi niat dengan lapisan manis seperti ini.”
Nada suaranya penuh ironi. Pandangannya menyapu ke luar jendela, ke langit yang mendung dan kelabu—cerminan tepat dari suasana hatinya yang merundung.
“Peluru yang dibalut gula memang menggoda. Tapi peluru tetaplah peluru. Hanya anak usia tiga tahun yang akan tertipu oleh manisnya itu.”
“Jika kamu mencoba membohongiku dengan cara seperti itu, maaf, itu mustahil.”
“Meski aku masih muda, aku cukup tahu, kalau sampai aku menyerahkan teknik rahasiaku, yang menantiku bukanlah kejayaan…”
Harvey menatap Jonn dengan sorot mata tajam, suaranya berubah pelan tapi tegas.
“…melainkan liang kubur.”
“Benarkah?”
Bab 2460
“Bagaimanapun juga, bagi seorang ahli Feng Shui sejati, tak boleh ada satu pun orang di dunia ini yang kekuatannya melampaui dirinya!”
“Karena itu akan menggoyahkan kedudukanmu—status dan wibawamu!”
“Itulah sebabnya, meskipun kamu sekarang tampak tulus ingin merekrutku, tapi ketika kamu menyadari bahwa membunuhku justru akan memberimu keuntungan paling besar, kamu pasti tak akan ragu melakukannya, bukan?”
Ucapan Harvey menggantung di udara, menyayat ketenangan yang semula menyelimuti ruangan.
Jonn tercengang sejenak. Wajahnya menegang, seperti baru saja menyaksikan isi hatinya dibaca habis oleh Harvey. Ia jelas tidak menyangka bahwa pria muda di hadapannya ini mampu menguliti pikirannya begitu tajam dan telak…
Namun, hanya sesaat kemudian, Jonn kembali tersenyum seolah tak terjadi apa-apa. Ia melangkah maju, menepuk pundak Harvey dengan santai sambil berkata dengan nada bersahabat, “Teman York, kamu membuat asumsi yang kejam. Itu fitnah yang sungguh tidak bertanggung jawab terhadapku.”
“Meskipun aku menyukai kemasyhuran dan kekayaan, aku juga paham, ada batas yang tak boleh dilanggar dalam hidup ini.”
“Setidaknya, aku tidak akan menukar nurani demi uang. Aku bukan tipe orang yang rela membakar atau membunuh hanya demi segepok uang!”
“Mengapa pikiranmu sudah begitu gelap di usia semuda ini?”
Sambil berkata demikian, Jonn menyesap teh putih Fuding-nya dengan tenang, bibirnya masih melengkung dalam senyuman, seolah tidak terusik sama sekali oleh tudingan barusan.
“Kalau aku memang licik, mengapa aku harus memberimu uang? Mengapa aku mengundangmu ke yayasanku?” tanyanya dengan nada ringan, hampir seperti bercanda.
“Tapi karena kamu masih baru dalam dunia ini, wajar saja kamu bersikap hati-hati. Aku tidak akan menyalahkanmu atas kecurigaanmu.”
Saat itu, raut wajah Jonn menampilkan ekspresi seolah-olah hatinya patah. Di balik air muka yang terluka, ia juga menunjukkan toleransi, seakan menganggap Harvey sebagai seorang anak muda yang perlu dimaklumi.
Namun Harvey tidak bergeming. Matanya menyipit, menatap tajam ke arah Jonn, lalu berkata dengan tenang namun mengandung tekanan, “Mengapa kamu memintaku bergabung dengan yayasanmu? Kamu sendiri tahu jawabannya, bukan?”
“Begitu aku masuk ke tempat itu, kamu tak perlu membunuhku secara langsung.”
“Kamu bisa menjeratku dengan uang. Mengurungku. Menghancurkanku secara perlahan.”
“Karena bagimu, uang hanyalah alat untuk mengendalikan. Tapi itu bukan solusi jangka panjang.”
“Kalau suatu hari aku kehabisan uang, atau mabuk, dan lidahku mulai longgar… bisa saja aku menjualmu.”
“Kalau orang lain, kamu mungkin tak akan peduli. Tapi aku? Aku tahu rahasia-rahasia teknik yang selama ini kamu sembunyikan. Aku tahu terlalu banyak.”
“Orang seperti aku adalah ancaman terbesar bagimu.”
“Itulah alasan kamu belum membunuhku. Karena kamu ingin mengambil semua teknik rahasia itu dariku terlebih dahulu.”
“Dan setelah kamu mendapatkan semuanya… kamu pasti akan menyingkirkanku.”
“Mungkin kamu takkan melakukannya secara langsung. Tapi kamu bisa menggunakan aku sepenuhnya dulu, memerah semua kemampuan yang aku miliki.”
“Kemudian, kamu tinggal mendorongku ke dalam jebakan. Membiarkan aku menghadapi jalan buntu. Dan pada akhirnya, kamu tinggal meminjam tangan orang lain untuk menghabisiku. Bukankah itu cukup?”
Langkah Harvey perlahan mendekat ke arah Jonn. Ia mengambil selembar uang dari tangan Jonn, menjentikkannya ringan. Uang itu pun terbang dan menabrak dinding dengan bunyi ringan, “bip.”
Dengan suara tenang yang mengandung jijik, Harvey berkata, “Siapa sih yang tidak suka uang?”
“Tapi rasanya memuakkan ketika uang itu diberikan oleh orang yang menjijikkan.”
“Aku tak sudi menerima uang sebanyak ini!”
“Maafkan aku, Tuan Surrey. Aku menolak semuanya!”
Suasana mendadak berubah tegang. Jonn menggebrak meja kopi dengan keras. Amarah meledak di wajahnya, tidak bisa ia sembunyikan lagi.
“Harvey! Kamu sangat mengecewakan!”
“Apa kamu tahu, berapa banyak orang yang ingin jadi muridku?!”
“Tahu tidak, berapa banyak orang yang berlomba-lomba masuk ke yayasanku?!”
“Berapa banyak yang ingin mendekat dan meraih dukunganku, tapi gagal?!”
“Dan sekarang kamu malah menolakku, bahkan memfitnahku?!”
“Siapa kamu sebenarnya?!”
“Kamu tidak merasa kalau sikapmu ini keterlaluan?!”
Semoga terhibur dengan cerita Novel Harvey York dan Mandy Zimmer (Ye Hao dan Zheng Man’er) Bab 2459 – 2460 gratis online.
Harvey York’s Rise to Power / The Supreme Harvey York / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Chapter bab 2459 – 2460.
Leave a Reply