
Novel Kebangkitan Harvey York Bab 2431 – 2432 dalam bahasa Indonesia. Menyadur novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Agung Ye Hao“.
Harvey York’s Rise to Power Chapter / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bab 2431 – 2432.
Bab 2431
Satu menit berlalu begitu cepat. Seluruh 34 personel tingkat emas yang hadir di ruangan itu tetap berdiri di tempat, tak seorang pun beranjak.
Entah karena mereka benar-benar tertarik dengan status dan imbalan tahunan yang ditawarkan oleh Istana Naga, atau karena sekadar meyakini bahwa Yoana tidak akan mampu bertahan lama di posisi barunya. Tak seorang pun bisa memastikan alasan mereka tetap tinggal.
Dengan tatapan tajam yang menyipit, Yoana menyapu pandangannya ke seluruh ruangan, menelusuri wajah-wajah para personel itu. Ekspresinya tenang, tetapi penuh wibawa.
Lalu, dengan nada datar dan dingin, dia menyampaikan peraturan baru. Sebuah titah mutlak dari Istana Naga Macau-Hongkong.
“Siapa pun yang melanggar akan diproses sesuai hukum,” katanya pelan namun tegas, “dan hukumannya adalah mati, tanpa pengecualian.”
Bagi Yoana, tak ada ruang untuk kompromi. Tidak ada belas kasihan. Tidak akan ada toleransi. Dalam benaknya, aturan adalah pondasi, dan pelanggaran adalah bentuk penghinaan yang pantas dibalas dengan nyawa.
Ia pun bersumpah untuk menyempurnakan setiap celah dalam sistem dan regulasi Istana Naga Hong Kong. Siapa pun yang berani menantang otoritasnya, berarti menggali kubur sendiri.
Aura tekanan yang amat pekat menyelimuti seluruh ruangan. Para personel emas itu, meskipun memiliki reputasi tangguh, harus mengakui bahwa Yoana adalah sosok yang tidak mudah dihadapi.
Namun, di balik wajah-wajah serius itu, tersimpan keraguan yang tak bisa disembunyikan. Mereka tahu, tanpa dukungan penuh dari Istana Naga, berapa lama Yoana bisa mempertahankan kendali atas Istana Naga independen yang beroperasi di Hong Kong?
Tak sampai sebulan mungkin akan kembali memohon kepada Istana Naga Pusat untuk mengambil alih posisi ini…”
Yoana tak membuang waktu untuk menjawab keraguan itu. Ia langsung melakukan perombakan besar pada struktur kekuasaan, menata ulang personel pada posisi-posisi kunci. Setiap langkahnya mengguncang fondasi lama yang telah tertanam kuat.
Ia juga meninjau ulang semua peraturan, menyempurnakan setiap klausul dan ketentuan agar Istana Naga bisa berjalan secara tertib, dalam kondisi apa pun—baik saat damai maupun saat krisis.
Dari pukul sepuluh pagi hingga delapan malam, Yoana nyaris tak berhenti bekerja. Barulah saat malam menjelang, ia menuntaskan seluruh urusan administratif hari itu.
Di dalam kantornya yang tenang, seorang bawahan membawakan dua mangkuk nasi babi khas Hong Kong. Sebuah undangan makan malam sederhana untuk Harvey.
“Kapten Mendoza sebelumnya hanya menjabat sebagai orang kedua di kantor polisi kecil,” ujar Harvey, mengambil sumpit dengan kagum. “Sungguh, pemborosan bakat.”
Sorot matanya mengandung rasa hormat pada kemampuan Yoana. Namun di balik itu, tersimpan rasa puas.
Bersama Yoana, ia kini bisa menguasai penuh Istana Naga, institusi besar yang menjadi simbol kekuatan Macau dan Hong Kong. Hal ini ibarat menancapkan paku ke jantung Klan York dan mengukir luka di sisi Vince York.
Karena Vince menginginkannya mati, Harvey tak keberatan mengambil inisiatif terlebih dahulu. Membuat Vince muak sampai ke ujung nyawa.
Tanpa banyak bicara, Harvey mengalihkan pandangannya ke arah belakang Gunung Taiping. Suaranya ringan, namun sarat makna.
“Setelah kamu menguasai Istana Naga Macau – Hong Kong, kamu pasti tahu apa tugas pertamamu, kan?”
Mata Yoana berkedip tipis. Ia tampak berpikir sejenak sebelum menjawab dengan suara pelan, “Pantau terus pergerakan Klan York Macau-Hong Kong, terutama Vince. Untuk langkah selanjutnya, aku akan menunggu perintahmu, Tuan Muda York.”
Senyum kecil terbit di wajah Harvey. Ia lalu berkata dengan nada santai, “Sebenarnya, kamu tak perlu menunggu perintahku. Kalau ada peluang… hancurkan Vince.”
Ucapan itu membuat pupil mata Yoana menyusut. Ia terdiam sejenak, lalu menggeleng pelan.
“Tuan Muda York, saya khawatir semuanya tidak sesederhana yang Anda bayangkan.”
“Vince bukan hanya Dewa Perang yang baru di Istana Naga, atau sekadar Tuan Muda Klan York Macau Hong Kong. Dia juga merupakan pelatih utama legendaris Batalion Pedang, satuan militer yang tak pernah terkalahkan.”
“Ada desas-desus bahwa ia akan segera diangkat sebagai instruktur utama untuk sembilan departemen militer Daxia.”
“Dengan kekuatan Istana Naga saat ini, memantau pergerakannya masih mungkin. Tapi untuk mengambil tindakan langsung terhadapnya? Hampir mustahil.”
“Apalagi, ia telah berhasil mengumpulkan hampir seluruh elit dan jenius muda Macau dan Hong Kong ke pihaknya. Sebagai Tuan Muda Keluarga York, ia memiliki kekuasaan besar untuk menggerakkan seluruh sumber daya dan kekuatan dari keluarganya.”
“Jika Tuan Muda York berpikir bahwa hanya dengan kekuatan Istana Naga, Anda bisa menjatuhkannya… maka Anda terlalu meremehkannya.”
Namun Harvey hanya tersenyum dan menjawab dengan tenang, “Aku memintamu melakukannya, jadi lakukan saja dengan baik. Kesempatan akan datang.”
“Karena selama Vince masih hidup… kamu takkan bisa bertahan lama di posisi ini.”
“Lagi pula, kali ini kita mengambil daging dari mangkuknya. Dan bagian yang kita ambil… adalah bagian yang paling penting.”
Bab 2432
Harvey berbicara dengan nada datar dan santai, namun setiap kata yang meluncur dari bibirnya justru membuat Yoana menarik napas dalam-dalam, seolah menyadari beban yang tersirat dalam pernyataan itu.
Ia tahu betul arti duduk dalam posisi seperti ini.
Tak hanya menyentil kepentingan besar Istana Naga, namun keputusan ini juga sama artinya dengan menyatakan perang terbuka terhadap Vince, tokoh muda paling berpengaruh di Hong Kong dan Macau.
Namun, setiap langkah menuju puncak selalu menuntut harga yang harus dibayar. Tidak ada pencapaian tanpa pengorbanan.
Kalau saja kesempatan ini tidak pernah datang, pikir Yoana dalam hati, diriya mungkin terus berjalan di jalur lama tanpa pernah menoleh ke arah ini.
Ia, Yoana Mendoza, tidak ditakdirkan untuk menjadi selebriti di kalangan elite Hong Kong, apalagi di dunia perjudian yang penuh intrik. Dan keluarga Mendoza pun seolah telah ditentukan nasibnya sebagai keluarga kelas satu—tidak lebih, tidak kurang.
Segala hal yang diinginkan oleh seseorang, atau bahkan oleh sebuah keluarga, akan selalu menuntut harga. Dan harga itu tidak pernah murah.
Melihat perubahan samar pada ekspresi wajah Yoana, Harvey terdiam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya, kali ini dengan nada lebih serius.
“Tentu saja, hanya mengandalkan Istana Naga Macau-Hong Kong dan keluarga Mendoza, tidaklah cukup untuk mengguncang fondasi dua kota ini.”
“Aku akan mencari jalan agar sang raja judi Fabian Hamilton berpihak sepenuhnya pada kita…”
Yoana sedikit tersentak. Ia tak menyangka Harvey akan mengambil langkah sejauh ini. Keraguan terlihat sesaat di matanya.
Namun kemudian ia berkata pelan, penuh kehati-hatian, “Raja judi itu bukan orang sembarangan. Licik, sulit ditebak, dan terkenal sebagai rubah tua yang lihai bermanuver.”
“Kalau kamu mempercayai satu saja dari sepuluh kata-katanya, kamu tetap bisa tertipu.”
“Berhati-hatilah saat berurusan dengannya.”
Ia menatap Harvey sejenak sebelum melanjutkan, “Aku tahu kamu dan raja judi diserang oleh tiga biksu jahat asal Siam tadi pagi.”
“Tapi menurutku, apakah serangan itu sungguh hanya sebuah kebetulan?”
“Mungkin saja, dia sengaja menciptakan situasi itu untuk menguji kemampuanmu. Di sisi lain, bisa juga itu cara halusnya untuk mengulur tangan perdamaian.”
Harvey menjawab dengan tenang, “Aku sudah menduganya sejak awal.”
“Lalu mengapa kamu tetap…” Yoana mengerutkan kening, kebingungan tercermin jelas di wajahnya.
Harvey hanya tersenyum kecil. “Bagaimanapun, dia adalah raja judi. Jika dia ingin berpihak padaku, dia harus memiliki alasan yang cukup kuat untuk menjelaskan sikapnya.”
“Sekarang aku sudah memberinya alasan dan jalan keluar. Tinggal bagaimana dia memilih untuk melangkah.”
Yoana tampak merenung, kemudian berkata pelan, “Kalau begitu, mari kita pergi ke Mansion keluarga Hamilton untuk memeriksa Feng Shui-nya…”
“Sudah pasti benar, tidak akan meleset,” jawab Harvey dengan mantap. “Kalau dalam tiga hari Fabian belum bisa mengambil keputusan, Mansion keluarga Hamilton akan aku hancurkan.”
Yoana mengangguk pelan, matanya menyipit menatap Harvey. “Tuan Muda York, apa pun yang terjadi, sebaiknya Anda tetap waspada saat berurusan dengan Fabian. Jangan sampai terjadi sesuatu.”
“Jika kamu sampai kehilangan Hong Kong dan Macau, dan harus pergi… maka tanpa kamu sebagai pilar utama, keluarga Mendoza kami akan hancur total.”
Harvey tertawa pelan, tatapannya mengandung kekaguman. “Kamu tahu banyak, dan ternyata jauh lebih cerdas dari yang aku kira.”
“Tenang saja, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk tetap hidup.”
“Oh, dan satu hal lagi. Katakan pada ayahmu untuk meminta Edwin menggantikan posisimu di Macau. Posisi itu juga sangat penting.”
Boom!
Tepat saat percakapan mereka mencapai titik genting, suara keras mengguncang ruangan. Seseorang menerobos masuk dengan panik, wajahnya diliputi ketakutan.
“Kurang ajar!”
Yoana spontan berdiri. Wajah cantiknya berubah dingin, seolah dipahat dari es.
“Jika kamu tidak bisa memberiku penjelasan yang masuk akal, maka kamu akan menjadi orang pertama yang melanggar aturan.”
“Kamu tahu sendiri apa konsekuensinya.”
Nada suara Yoana dingin dan penuh tekanan, membuat wanita berseragam yang baru masuk itu sedikit gemetar. Namun, ia tetap berbicara cepat, seolah tahu waktu sangat mendesak.
“Kapten, ada kejadian darurat!”
“Purple Sparrow yang menyamar sebagai gadis kelinci di salah satu bar kita… dia sedang menjalankan misi untuk melacak pergerakan orang Jepang. Tapi sekarang, dia telah ditangkap!”
“Kapten, dia jatuh ke tangan mereka! Anda harus segera menyelamatkannya!”
Semoga terhibur dengan cerita Novel Harvey York dan Mandy Zimmer (Ye Hao dan Zheng Man’er) Bab 2431 – 2432 gratis online.
Harvey York’s Rise to Power / The Supreme Harvey York / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Chapter bab 2431 – 2432.
Leave a Reply