Kebangkitan Harvey York Bab 2387 – 2388

Novel Rise to Power The Supreme Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bahasa Indonesia Lengkap.webp

Novel Kebangkitan Harvey York Bab 2387 – 2388 dalam bahasa Indonesia. Menyadur novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Agung Ye Hao“.

Harvey York’s Rise to Power Chapter / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bab 2387 – 2388.


Bab 2387

Harvey tampak tenang dan nyaris tak peduli. Senjata api di tangannya perlahan berputar arah—kini moncongnya tepat menempel di dahi Tyrell.

Gerakan sederhana itu cukup membuat tubuh Tyrell gemetar hebat, seolah ia baru saja mencium aroma kematian yang pekat menyelimuti udara.

Pengaman senjata sudah dmatikan, dan dalam kondisi seperti ini, apakah Harvey menarik pelatuk atau senjatanya tak sengaja meledak, hasilnya tetap sama—nyawa Tyrell bisa melayang seketika.

“Tunggu sebentar…”

Kata-kata itu lolos dari mulut Tyrell hampir tanpa sadar. Namun begitu ia menyadari ucapannya sendiri, wajahnya mendadak memucat.

Ia memang tampak seperti seseorang yang keras kepala, siap meledak seperti dinamit di ujung tali. Tetapi kenyataannya, ia pun takut mati.

Terlebih ketika berhadapan dengan pria kejam seperti Harvey, seseorang yang bisa mengajak maut menari dalam sekejap. Ketakutan Tyrell berubah menjadi teror murni.

Saat mengucapkan permintaan itu, hatinya remuk—sebuah rasa malu yang menyiksa menggerogoti harga dirinya. Ia tak ingin merendah, tak ingin terdengar memelas.

Dalam benaknya, ia bahkan sempat membayangkan skenario heroic, mati sambil menyeret Harvey bersamanya.

Namun saat moncong senjata itu menempel di dahinya, Tyrell benar-benar menyadari, bahwa ketakutan terhadap hidup dan mati selama ini bukanlah tentang orang lain. Kali ini, ketakutan itu menohok langsung ke dirinya sendiri.

Dan di hadapan kematian yang nyata, ia lebih takut kehilangan nyawa dibanding siapa pun yang pernah ia kenal.

Perasaan itu membuatnya ingin memaki, meluapkan kekesalan. Namun kata-kata kasar tertahan di tenggorokannya—tak sanggup keluar.

Harvey tak menggubrisnya. Ia hanya melirik orang-orang di sekelilingnya dengan tatapan dingin dan acuh. Lalu dengan suara datar, ia berkata, “Beri jalan.”

Ekspresi para pria dan wanita berseragam dari Istana Naga seketika berubah. Tapi tak seorang pun menyingkir. Mereka justru mengangkat senjata, memblokir jalan keluar Harvey dan rombongannya.

Harvey hanya tersenyum samar, tetap dengan sikap santainya.

“Luka di kaki Tyrell cukup parah. Kalau dia tak mendapat perawatan dalam sepuluh menit, dia bisa mati karena kehabisan darah,” ucapnya ringan.

“Aku memang tak tahu jabatan apa yang dia pegang di Istana Naga Tapi kalau tebakan ku tepat, sebagian besar pejabat penting dari dua kota kalian berasal dari Istana Naga, bukan?”

“Singkatnya, dia adalah bagian dari kalian.”

“Kalian tak peduli hidup matinya, jadi aku pun tak punya alasan untuk peduli.”

“Lagipula, aku sudah menghabiskan satu hari penuh Bersama kalian. Jadi kalau harus menambahkan beberapa hari lagi, bukan masalah besar bagiku.”

Nada datar Harvey membawa ancaman yang begitu dingin hingga menusuk ke tulang. Setiap kata yang ia ucapkan membuat atmosfer di antara orang-orang Istana Naga menjadi tegang.

Tak hanya karena ia dengan mudah membuka rahasia yang sangat ingin mereka sembunyikan, tapi juga karena ia menggunakan hidup dan mati Tyrell sebagai alat tekan—dan itu berhasil.

Wajah Quinton menegang, berubah sangat suram.

Keluarga Hamilton memegang posisi strategis di Hong Kong dan Makau. Dan Tyrell adalah pewaris sah keluarga itu. Jika ia mati di tempat ini, tak satu pun dari mereka mampu memberi penjelasan yang memadai.

Akhirnya, Quinton menggertakkan gigi dan berkata dengan suara berat, “Beri jalan. Biarkan dia keluar.”

“Aku tak percaya dia bisa lari terlalu jauh hanya dengan modal berjudi di Hong Kong.”

Para pria dan wanita dari Istana Naga saling berpandangan, kemudian melirik ke arah Queenie yang berdiri tak jauh dari situ.

Melihat wanita itu mengangguk pelan, meski dengan ekspresi penuh beban, mereka pun mulai mundur. Namun laras-laras senjata masih tertuju pada Harvey—seolah mereka siap menembak kapan saja jika situasi berubah.

“Edwin, bawa kakakmu pergi lebih dulu,” kata Harvey sambil melirik sekilas.

Edwin dan Tyrell segera bergerak perlahan ke halaman terbuka di luar. Meski wajah Edwin tampak tak senang, ia tetap menggertakkan gigi dan cepat-cepat menemukan mobil, bersiap meninggalkan tempat itu bersama Yoana.

Namun, sebelum mereka sempat bergerak lebih jauh, puluhan sosok muncul mengelilingi mereka. Mata mereka penuh kebencian, dan setiap tangan memegang senjata—semuanya kembali diarahkan ke Harvey.

“Harvey, mereka berdua boleh pergi. Tapi kamu, tidak.”

Queenie muncul dari belakang kerumunan. Matanya menatap Harvey dalam-dalam, suaranya terdengar dingin namun mantap.

“Kalau kamu bisa keluar dari sini dengan tubuh utuh, bagaimana mungkin Istana Naga bisa tetap menjaga wibawanya di masa depan?”

Bab 2388

Harvey menatap dingin dan berkata dengan tenang, “Kalau begitu, mari kita akhiri semuanya di sini. Kita lihat siapa yang akan binasa lebih dulu, kamu atau aku.”

Queenie memandangnya dengan sorot mata penuh ketulusan, suaranya mengandung keprihatinan yang dalam. “Harvey, apakah kamu benar-benar memahami apa yang sedang kamu lakukan?”

“Identitas Tuan Muda Hamilton bukanlah perkara sepele. Dia sosok penting dalam struktur kekuasaan Istana Naga, cabang Hongkong-Macau. Jika kamu membunuhnya, bahkan sepuluh nyawa pun tak akan cukup untuk membayar akibatnya.”

“Dan jangan lupakan mereka yang berada di sekitarmu juga akan terseret dalam pusaran ini, membayar harga yang tak terbayangkan atas tindakanmu.”

“Kamu sungguh berniat menghabisi nyawa seseorang di markas Istana Naga?”

“Kalau kamu berani membunuh, maka kamu akan dihujani peluru tanpa belas kasihan. Tapi jika kamu tak berani, maka semua tindakanmu saat ini tak ada artinya.”

“Itu tak akan menghapuskan kecurigaan yang mengakibatkan tragedi di Bandara Makau. Justru sebaliknya, itu hanya akan memperkuat anggapan bahwa kamu memang pembunuh berhati dingin.”

Kata demi kata meluncur dari bibir Queenie, seolah mencoba merasuk ke dalam hati Harvey. “Bahkan jika kamu tak peduli pada dirimu sendiri, setidaknya pikirkan orang-orang di sekelilingmu.”

“Keluarga Mendoza, misalnya—apakah kamu ingin menyeret mereka ke dalam kehancuran bersamamu?”

Namun Harvey hanya menanggapinya dengan pandangan datar, tanpa sedikit pun emosi tergurat di wajahnya. “Cukup sudah. Tak perlu berkata lebih banyak.”

“Entah kamu mengakuinya atau tidak, Istana NAga cabang Hongkong-Macau ini sudah busuk dari dalam.”

“Tempat seperti ini, punya kualifikasi apa untuk menyelidiki suatu kasus? Punya hak apa untuk menuduh, tapi tetap bungkam terhadap kebenaran?”

“Kamu tahu betul bagaimana insiden ini bermula, bukan?”

“Kamulah yang dengan sengaja memanggil Quinton dan Tyrell—dua orang yang tak relevan dengan kasus ini—ke sini. Bukankah tujuanmu cuma satu? Menyerang Keluarga Mendoza dan memaksaku untuk turun tangan.”

“Begitu aku bertindak, maka Istana Nagamu akan punya dalih untuk menyingkirkanku.”

“Harus kuakui, kamu jauh lebih licik sekarang dibandingkan saat masih di Keluarga York.”

“Tapi apakah kamu lupa siapa aku sebenarnya?”

Wajah Queenie tetap tenang, tanpa ada perubahan sedikit pun pada ekspresinya. Dengan nada datar tapi mengandung tekanan, ia menjawab, “Harvey, cukup dengan semua retorika itu. Sekarang hanya ada dua pilihan.”

“Menyerah, atau bunuh Tyrell dan bertarung bersama kami.”

“Kami punya keunggulan dalam jumlah dan kekuatan. Kamu pikir, apa yang kamu miliki untuk melawan kami?”

“Kamu pikir dirimu cukup pantas?”

Quinton melangkah maju dengan sikap sok bijak. “Saudaraku, semuanya sudah jelas. Menyerahlah tanpa perlawanan. Aku akan coba memohon sebisaku agar nyawamu diselamatkan—utuh.”

Sementara itu, Tyrell justru menunjukkan keberanian sembrono. Ia menyeringai sinis dan berteriak, “Abaikan aku! Tembak saja orang ini sampai mati! Paling buruk, aku mati bersama!”

Hah!!

Tanpa peringatan, pistol di tangan Harvey menghantam wajah Tyrell dengan keras. Seketika darah muncrat dari hidung dan mulutnya, wajahnya lebam dan membengkak.

“Siapa memberimu hak untuk bicara?”

“Kamu pikir kamu layak mati bersamaku?”

Nada suara Harvey sedingin baja, matanya memancarkan ketidakpedulian yang membekukan udara di sekitarnya.

“Tadinya aku berniat menyelesaikan semua ini secara damai, membantumu mengungkap kebenaran di balik tragedi ini.”

“Tapi karena kamu keras kepala dan memilih menindas dengan kekuatan, maka aku akan mainkan permainan ini dengan caraku!”

Hah!!

Begitu kalimat itu selesai diucapkan, Harvey mengangkat tangan kanannya dan menjentikkan jari.

Boom!

Dentuman keras menggema saat kendaraan off-road menerobos masuk, menghantam tembok dari berbagai arah.

Dalam sekejap, puluhan sosok elit turun dari kendaraan.

Lalu sebuah suara berat dan tegas menggema, “Ethan Hunt dari Batalion Pedang Departemen Militer Lingnan… Hhadir di Istana Naga!”

Suara itu bergema ke seluruh penjuru, mengguncang fondasi Istana Naga dan menyesakkan dada setiap orang yang mendengarnya.


Semoga terhibur dengan cerita Novel Harvey York dan Mandy Zimmer (Ye Hao dan Zheng Man’er) Bab 2387 – 2388 gratis online.

Harvey York’s Rise to Power / The Supreme Harvey York / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Chapter bab 2387 – 2388.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*