Kebangkitan Harvey York Bab 2383 – 2384

Novel Rise to Power The Supreme Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bahasa Indonesia Lengkap.webp

Novel Kebangkitan Harvey York Bab 2383 – 2384 dalam bahasa Indonesia. Menyadur novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Agung Ye Hao“.

Harvey York’s Rise to Power Chapter / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bab 2383 – 2384.


Bab 2383

Harvey menatap Queenie dengan senyum tipis, lalu berkata ringan, “Oke, cukup sudah basa-basinya.”

“Kalau kamu berani menahanku, seharusnya kamu punya bukti yang bisa dipertanggungjawabkan, bukan?”

Tatapan Queenie tak goyah. Ia menatap Harvey tajam, dan menjawab tegas, satu kata demi satu kata, “Kemarin, seseorang berhasil memotret momen di bandara Makau. Bom di dalam kotak hadiah itu ternyata telah dipasang lebih dulu oleh Fayette.”

“Sebelum Fayette menekan pemicu ledakan, kamu berdiri lebih dulu dan menghancurkan kaca di sekitarmu untuk melarikan diri.”

“Dari sudut pandang itu, kami punya cukup alasan untuk mencurigai bahwa kamulah dalang di balik semua ini, Harvey. Bahwa kamu memerintahkan Fayette untuk menanam bom.”

“Lalu, saat Departemen Kepolisian Makau sedang menyelidiki dan mencari bukti, Yoana justru menghapus rekaman pengawasan yang berisi hal-hal yang memberatkanmu. Fakta itu saja sudah cukup menjadi bukti keterlibatanmu!”

“Keseluruhan tragedi ini berpangkal darimu, Harvey!”

“Kamu harus bertanggung jawab penuh atas apa yang telah terjadi!”

Sambil berbicara, Queenie menyerahkan dokumen bukti, dan langsung mengarahkannya sebagai tudingan kepada Harvey.

Namun Harvey hanya menatapnya datar, ekspresinya tidak berubah sedikit pun.

Dengan nada tenang, ia menjawab, “Kamu mau menghukumku hanya dengan potongan bukti yang bahkan nyaris tak bisa dihitung sebagai valid? Queenie, apa kamu sudah kehilangan akal?”

Queenie menjawab cepat, “Tentu saja itu bukan satu-satunya bukti.”

“Menurut informasi yang kami terima, orang yang diduga menjadi dalang utama dari insiden ini adalah Harrison, dari Keluarga Yates Amerika.”

“Tapi saat kami berhasil menangkap Harrison untuk pertama kalinya, kami sudah menggunakan segala cara untuk menginterogasinya—termasuk veritaserum.”

“Dan hasilnya? Ia sama sekali tidak tahu menahu.”

“Pelaku sebenarnya yang menyebabkan insiden mematikan di Bandara Makau adalah kelompok kriminal dari kawasan Segitiga Emas. Dan hadiah mereka? Chip bernilai satu miliar, dengan sidik jarimu di atasnya.”

“Semua bukti mengarah padamu, Harvey. Besar kemungkinan, kamu sendirilah yang menyutradarai dan memerankan drama penuh darah ini.”

“Motifmu jelas, untuk membasmi Keluarga Yates Amerika!”

“Kamu pernah bentrok langsung dengan Harrison di Hope. Maka, kamu ingin menyelesaikannya sampai tuntas. Lalu kamu ciptakan skenario penuh jebakan ini.”

“Harvey, saksi dan bukti fisik sudah lengkap. Terserah kamu, mau mengaku hari ini atau tidak!”

Wajah Harvey perlahan kehilangan senyumnya. Ada guratan serius yang terlukis jelas di keningnya.

Dulu ia sempat mengira serangan dan percobaa pembunuhan ini akibat dari emosi sesaat Harrison. Tapi kini, segalanya terasa seperti bagian dari permainan yang jauh lebih besar. Dan Harrison dimanfaatkan sebagai bidak di dalamnya.

Sampai kekuatan dari Istana Naga Macau-Hongkong pun turun tangan… hanya satu kekuatan di Hong Kong dan Makau yang mampu menggerakkan jaringan sebesar itu.

Dan satu nama langsung terlintas di benaknya.

Keluarga York. Vince York.

Seketika itu pula, Harvey mengalihkan perhatiannya dari Queenie dan mulai menatap jauh seolah menembus dinding waktu. Suaranya tenang, namun penuh makna.

“Queenie, meskipun kamu tampak seperti seorang pengusaha profesional, kamu dan aku tahu persis apa yang sebenarnya kamu lakukan hari ini.”

“Kamu ingin membunuhku. Aku bisa mengerti.”

“Lagi pula, akulah yang dulu mengusirmu ke Hong Kong.”

“Tapi ada satu hal yang membuatku penasaran. Aku belum pernah bertemu Vince secara langsung, bukan?”

“Kalau benar dia yang mengatur drama sebesar ini… apa kamu sedang mencoba menyingkirkanku demi dia?”

Queenie tak menjawab sepatah kata pun. Namun dalam diam, pikirannya menjerit.

Karena ia tahu, darah York juga mengalir dalam tubuh Harvey.

Karena keunggulan Harvey telah menarik perhatian dari Klan York yang berkuasa di Makau dan Hong Kong.

Dan karena itulah, karena potensi Harvey mengancam posisi Vince, maka Harvey harus disingkirkan.

Tanpa peringatan, Queenie memberi perintah kepada anak buahnya, suaranya nyaring dan tanpa kompromi, “Bawa Pipinan York ke sini! Persiapkan ruang interogasi untuk semua saksi.”

“Tak ada satu pun yang boleh pergi sebelum kasus ini tuntas. Jika ada yang mencoba melarikan diri—tembak mati di tempat!”

Bab 2384

Harvey berdiri dengan ekspresi tenang, tampak acuh tak acuh seolah dunia tak mampu menggoyahkan ketenangannya. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Jauh sebelum menginjakkan kaki di Istana Naga cabang Hong Kong-Macau, Harvey telah menyusun segalanya dengan cermat. Rencana demi rencana telah disiapkan.

Kini, semuanya menjadi terang. Dalang dari serangkaian insiden ini adalah seseorang bernama Vince York—sosok yang bahkan belum pernah ia temui secara langsung.

Karena itu, Harvey tidak merasa segan untuk menginjak-injak orang bodoh ini sampai hancur lebur, jika memang diperlukan.

Tak lama kemudian, di bawah pengawalan lebih dari selusin petugas berseragam, Harvey dibawa menuju sebuah ruangan yang lebih luas.

Tempat itu menyerupai aula pengadilan kuno. Sebuah panggung tinggi berdiri megah di bagian depan, sementara barisan pria berseragam lengkap dengan senjata berjajar rapi di kedua sisi ruangan.

Dinding-dinding aula dihiasi dengan kaligrafi dan lukisan kuno yang menggambarkan semangat kepahlawanan masa lalu.

“Untuk negara dan rakyat!”

“Angin sepoi di kedua lengan!”

“Ksatria agung!”

Dan banyak lagi tulisan lainnya…

Sambil menelusuri dinding-dinding itu, Harvey sesekali melontarkan pujian ringan.

Bagi mereka yang tidak memahami situasinya, ia terlihat seperti tamu kehormatan yang tengah melakukan kunjungan resmi atau seorang ahli yang sedang memandu kegiatan budaya.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tepat ketika Harvey selesai menikmati karya seni yang menggantung di aula, langkah kaki yang tergesa-gesa terdengar dari luar.

Pintu besar pun terbuka lebar. Sekelompok pria dan wanita berseragam Istana Naga masuk dengan sikap agresif dan wajah penuh emosi.

Di belakang mereka, dua orang dalam keadaan ditahan turut digiring masuk.

Salah satunya adalah Yoana Mendoza, yang tampak masih tenang. Sedangkan satu lagi adalah Edwin Mendoza, yang wajahnya memar—bekas tamparan jelas tergurat di pipinya.

Rupanya, saat proses penangkapan, Edwin sempat melawan, hingga terjadi keributan dan ia dipukuli oleh anggota Istana Naga.

Pemandangan itu membuat sorot mata Harvey menjadi dingin, menusuk.

“Tuan York,” panggil Edwin pelan, sedikit terkejut saat melihat Harvey berdiri di tengah aula.

Ia sempat ingin melangkah maju, tetapi ragu. Tatapannya menunduk, penuh rasa bersalah.

Harvey menatapnya sejenak, kemudian berbalik menghadap Queenie. Dengan nada datar ia bertanya, “Apa hubungan Edwin dengan semua ini? Mengapa dia harus ditahan?”

Queenie menjawab tenang, seolah semuanya hanya bagian dari rutinitas biasa. “Dia tampil di kapal Hope, jadi kami menduga keterlibatannya. Biarkan saja Keluarga Mendoza datang dan mengklarifikasi. Ini hanya prosedur. Ada masalah?”

Harvey hendak memberikan respons, namun tiba-tiba terdengar suara keras—pintu aula kembali terbuka dengan keras, mengejutkan semua yang ada di dalam.

Dua pemuda dengan aura luar biasa masuk perlahan. Keduanya berjalan anggun, dengan tangan diletakkan di belakang punggung, diikuti oleh selusin pengawal bersenjata lengkap.

Salah satu dari mereka memiliki kemiripan wajah yang mencolok dengan Harvey. Begitu bertemu pandang, ia memberi hormat dari kejauhan, menunjukkan sikap sopan yang menenangkan.

Ia adalah Quinton York—yang tertua dari empat pahlawan Keluarga York, sekaligus salah satu dari empat bangsawan muda paling berpengaruh di Hong Kong.

Pria yang berjalan di sebelahnya memiliki wajah yang sangat menyerupai Jax—pemuda dari Keluarga Hamilton. Harvey pun langsung menyadari siapa dia.

Tak lain adalah Tyrell Hamilton, putra tertua dari keluarga tersebut.

Kini, tatapan Tyrell mengarah tajam ke Harvey, penuh dendam dan amarah yang membara.

“Anak jalanan! Karena kamu, tiga adik laki-lakiku kini dipenjara, cacat, dan lumpuh!” raung Tyrell penuh kebencian. “Hari ini, aku akan membunuhmu!”

Tanpa ragu, Tyrell mendorong para penjaga Istana Naga yang mencoba menghalangi langkahnya. Ia melangkah maju, langsung menuju Harvey.

Edwin, yang melihat bahaya itu, spontan berdiri menghadang dengan suara lantang, “Tyrell! Apa yang kamu rencanakan?!”

Bang!

Tanpa memberi kesempatan, Tyrell melayangkan tendangan keras yang membuat Edwin terpelanting jatuh ke lantai.

“Keluarga Mendoza kini berada di bawah kendali kami dan keluarga Hamilton,” ujarnya penuh penghinaan.

“Dan sekarang kamu malah membantu orang luar menyerang keluarga sendiri? Sungguh luar biasa hebatmu!”

“Singkirkan dia!”

Begitu perintah itu terlontar, selusin pengawal dari Keluarga Hamilton langsung mencabut senjata mereka. Laras senapan diarahkan ke kepala Edwin—penuh niat membunuh.

“Hah!”

Tyrell menjambak rambut Edwin dan membanting kepalanya ke lantai dengan kekuatan brutal.

“Berhenti!” seru Yoana tajam. Ekspresinya gelap dan marah.

“Ini di Istana Naga! Bagaimana kamu bisa memukuli orang seenaknya?!”


Semoga terhibur dengan cerita Novel Harvey York dan Mandy Zimmer (Ye Hao dan Zheng Man’er) Bab 2383 – 2384 gratis online.

Harvey York’s Rise to Power / The Supreme Harvey York / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Chapter bab 2383 – 2384.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*