
Novel Kebangkitan Harvey York Bab 1891 – 1892 dalam bahasa Indonesia. Menyadur novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Agung Ye Hao“.
Harvey York’s Rise to Power Chapter / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Bab 1891 – 1892.
Bab 1891
Sebelum siapa pun sempat buka suara, Luke sudah lebih dulu melanjutkan perkataannya.
“Ronald Johnings yang manghasut saya!”
“Siang kemarin, dia menelepon saya dan mendesak saya untuk menjebak Nona Walker!”
“Dia juga memberitahu saya bahwa posisi Nona Walker di perusahaan sangat rentan. Jika dia gagal mengamankan hak keagenan dari para taipan Star Chaebol, maka dia akan disingkirkan!”
“Ronald menyuruh saya memanfaatkan celah itu untuk mengendalikannya. Dengan begitu, saya bisa memperlakukannya sesuka hati!”
“Sebenarnya, saya bukan orang yang mudah terbakar emosi. Tapi Ronald terus memprovokasi saya, mengatakan bahwa Nona Walker masih perawan.”
“Dia bilang, jika saya bisa ‘mendapatkannya’, itu akan menjadi keberuntungan langka yang tak datang bahkan dalam delapan kehidupan.”
“Saya tak bisa menahan dorongan itu… maka itulah alasannya…”
Di akhir kalimatnya, Luke menghantukkan kepalanya ke lantai dengan keras. Suaranya serak dan penuh penyesalan. “Tuan York, Nona Walker, Nona Lee… saya tak lebih dari binatang buas. Saya pantas menerima ganjaran ini!”
“Tapi… kalian tak boleh membiarkan dalang di balik semua ini lolos begitu saja!”
Mendengar pernyataan Luke, ekspresi Harvey berubah, ada gurat ironi yang sulit diartikan.
Wajah Kait pun ikut menegang.
Namun sebelum ia sempat angkat bicara, Justin mengernyit dan bersuara tegas.
“Tuan Luke Perry, Anda boleh bicara apa pun yang Anda mau, tapi tolong, jangan menyebarkan tuduhan tanpa dasar.”
“Segala hal harus disampaikan dengan bukti!”
“Jika Anda seenaknya menuduh salah satu eksekutif Walker Group tanpa data yang jelas, maka meskipun Star Chaebol begitu kuat dan kaya, persoalan ini tak akan selesai begitu saja.”
Ronald pun ikut menyahut, nadanya keras dan tajam, “Betul! Luke! Aku bahkan tidak mengenalmu. Bagaimana bisa kamu mengatakan aku meneleponmu untuk hal semacam itu?”
“Jangan kamu fitnah orang baik!”
“Andai pun aku meneleponmu pagi ini, itu hanya soal janji pertemuan biasa. Tak ada maksud lain!”
Luke menyipitkan mata, nada suaranya kini sedingin es.
“Ronald, sepertinya aku lupa menyampaikan sesuatu.”
“Sejak aku tiba di Shanghai, aku belajar untuk lebih waspada. Karena itu, setiap panggilan yang masuk dan keluar selalu kurekam.”
“Dan semua buktinya… ada di ponselku.”
Selesai berbicara, ia memberi isyarat kepada pengawalnya untuk mengambil ponsel dari saku jasnya, lalu membuka rekaman sesuai instruksinya.
Begitu suara percakapan mereka terdengar jelas di ruangan itu, rona di wajah Ronald langsung menguap. Pucat pasi.
Tak ada lagi yang bisa ia sangkal.
Sorot mata Kait menggelap. Ia memandang Ronald dengan jijik dan kemarahan yang menyesakkan dada.
“Ronald… kamu benar-benar bukan manusia!”
“Jadi selama ini… kamu yang paling merugikan perusahaan dari dalam?!”
“Kamu sengaja mendorong pihak luar untuk menjatuhkan kami… lalu bagaimana kamu akan mempertanggungjawabkannya?!”
Satu per satu, para eksekutif bangkit dari tempat duduk mereka, sorot mata mereka penuh kemarahan.
“Aku… aku… aku…” Ronald tergagap, tatapannya berpaling memohon pada Justin. “Kakak ipar… tolong aku… aku—”
Plaak!
Justin maju selangkah dan tanpa ragu, melayangkan tamparan keras ke wajah Ronald.
“Kamu brengsek! Aku mempertahankanmu sebagai eksekutif senior karena saudara perempuanku!”
“Tapi ini balasanmu?! Berencana menyakiti putriku sendiri?!”
“Apakah kamu tidak tahu, bahwa Kait adalah jantung dan jiwaku?!”
“Kamu pantas mati!”
Bugh!!
Tanpa aba-aba, dalam sorot mata terkejut semua orang, Justin melayangkan tinju ke kepala Ronald.
Tatapan Ronald masih memancarkan keterkejutan, seolah tak percaya. Tapi tubuhnya tak kuasa menahan beban. Dia roboh, terhempas di lantai.
Tak bernyawa.
Keheningan menyelimuti ruangan. Semua terdiam membeku.
Tak satu pun menyangka Justin akan bertindak sekejam itu, tegas dan mematikan.
Dengan wajah tenang, Justin mengeluarkan saputangan, menyeka telapak tangannya, lalu memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menyeret pergi jasad Ronald yang terkapar.
Setelah itu, ia berbalik menatap Kait, matanya melembut, suaranya rendah penuh kasih.
“Kait, jangan takut. Sebagai ayahmu, aku tak akan pernah membiarkan siapa pun menyakitimu.”
“Aku bersumpah, kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi.”
Namun ketika melihat senyum hangat itu, tubuh Kait justru bergidik.
Bab 1892
Harvey menyipitkan mata, memandangi Justin seolah tengah menatap sosok asing yang belum pernah ia kenal sebelumnya.
Dari nalurinya saja, ia sudah bisa menebak—pelaku di balik kematian Ronald tak lain adalah Justin, atau mungkin Angelina.
Kematian Ronald yang begitu cepat dan tegas menjadi bukti nyata dari siapa yang berada di baliknya.
Namun Harvey pun harus mengakui: dalam tindakan kejam itu, terselip keberanian dan ketegasan yang luar biasa.
Sungguh semangat yang pantas disebut heroik.
Untuk sesaat, Harvey bahkan tak mampu menemukan celah kesalahan dalam tindakan Justin.
Lagipula, apa yang dilakukan Justin bisa dimengerti—seorang ayah yang mencintai putrinya dengan sepenuh hati, membalas dendam demi keadilan adalah sesuatu yang wajar.
Di sisi lain, Luke menyaksikan semua ini dengan tubuh yang terasa menggigil.
Barulah kini ia benar-benar memahami ucapan Mayda: bahwa nyawanya bukan lagi miliknya sendiri, tapi adalah pemberian Harvey.
Sebab jika pria itu menginginkannya, nasib Luke saat ini pasti akan sama dengan Ronald—terbaring tak bernyawa.
Dalam permainan sebesar ini, ia hanyalah pion, yang bisa dikorbankan kapan pun dibutuhkan.
Pap! Pap! Pap!
Tepukan tangan Mayda yang tenang namun tegas memecah keheningan, menarik perhatian seluruh ruangan.
“Tuan Walker benar-benar seorang pria penuh kelembutan. Saya sungguh mengaguminya,” ucapnya sambil tersenyum.
“Sebagai bentuk rasa hormat kepada Tuan Walker, sekaligus permintaan maaf dari pihak Star Corporation atas kejadian ini…”
“Ada sedikit hadiah dari saya.”
Mendengar itu, raut wajah Justin berubah. Meski sudah terbiasa menghadapi berbagai situasi, kali ini ia tak mampu menyembunyikan rasa terkejutnya.
Mayda memberi isyarat ringan, dan sekretarisnya segera menyerahkan tiga rangkap kontrak, lengkap dengan cap perusahaan dan tanda tangan sah.
Dengan tenang, Mayda melangkah ke depan Kait, menatapnya dengan mata menyipit sebelum berkata:
“Nona Walker, ini adalah kontrak hak agensi regional Star Chaebol untuk wilayah Kota Modu.
Selama kamu menandatanganinya dan memberikan cap pribadimu, maka mulai hari ini, hak agensi di Kota Modu akan sepenuhnya menjadi milikmu.”
“Dan untuk menebus kekeliruan kami, orang yang kami tunjuk sebagai pemegang hak penuh bukanlah perusahaan, melainkan Anda secara pribadi.”
“Artinya, Anda bebas mendirikan perusahaan baru di masa depan, atau jika berkenan, Anda bisa mengalihkannya kepada Walker Group. Pilihan sepenuhnya ada di tangan Anda.”
Kait tertegun. Matanya membelalak, seakan belum percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
“Ini… bagaimana bisa? Ini terlalu berlebihan…” bisiknya, nyaris tak terdengar.
Hari ini segalanya berubah begitu cepat. Kenapa kekuatan agensi Kota Modu—yang diincar begitu banyak orang—tiba-tiba jatuh ke tangannya?
Mayda hanya tersenyum tipis. “Jangan merasa tidak pantas. Ini adalah hal yang memang harus saya lakukan.”
“Seandainya Luke, si pecundang itu, tidak lebih dulu kehilangan kedua tangannya, mungkin sekarang dia yang sedang berlutut di hadapanmu, menyerahkan kontrak ini dengan tangannya sendiri.”
“Bagaimanapun juga, Nona Walker, tak perlu sungkan terhadap saya.”
Ketika akhirnya Kait menandatangani tiga rangkap kontrak itu, keheningan menyelimuti ruangan. Para eksekutif dan pemegang saham hanya bisa memandangi proses itu dengan tatapan kosong.
Tak diragukan lagi—mulai sekarang, Kait adalah sosok paling berpengaruh di seluruh Walker Group.
Dengan hak agensi Star Chaebol di Kota Modu di tangannya, Walker Group dipastikan akan mencetak keuntungan miliaran lebih dalam satu tahun ke depan.
Dan jika berita ini sampai tersebar, harga saham perusahaan bisa melonjak hingga empat atau lima kali lipat dalam waktu singkat. Kekayaan para pemegang saham pun akan ikut meroket.
Namun di sisi lain, jika Kait memutuskan untuk hengkang dari Walker Group…
Maka bencana bisa saja menimpa mereka. Bahkan bukan tak mungkin, kebangkrutan akan jadi kenyataan.
Kesadaran itu membuat semua orang diam, hanya bisa memandangi Kait dengan tatapan campur aduk.
Ia tak hanya mengokohkan posisinya sebagai presiden, tapi juga mulai menggeser bayangan kursi ketua.
Berbagai sorot mata rumit kini beralih ke arah Justin.
Sudut bibir Justin sempat bergerak pelan. Ekspresinya berubah—bercampur antara bangga, khawatir, dan sesuatu yang tak bisa dijelaskan.
Setelah beberapa detik terdiam, akhirnya ia membuka suara dengan senyum dipaksakan.
“Kait… kamu tidak mengecewakan ayahmu. Posisi CEO ini… memang sangat cocok untukmu.”
Namun sebelum ia bisa melanjutkan, suara Harvey menyela lembut namun tegas:
“Tuan Walker, sepertinya Anda melupakan sesuatu, bukan?”
Semoga terhibur dengan cerita Novel Harvey York dan Mandy Zimmer (Ye Hao dan Zheng Man’er) Bab 1891 – 1892 gratis online.
Harvey York’s Rise to Power / The Supreme Harvey York / Kekuatan Harvey York untuk Bangkit Chapter bab 1891 – 1892.
Leave a Reply