
Novel Charlie Wade Bab 7151 – 7152 dalam bahasa Indonesia. Diterjemahkan dari novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Naga Tertinggi Ye Chen – Xiao Churan”. Semoga bisa menikmati kisah / ceritanya yang semakin seru.
The Amazing Son-in-Law / The Charismatic Charlie Wade (Ye Chen) Chapter Bab 7151 – 7152.
Bab 7151
Empat speedboat melaju dalam keheningan malam, membelah gelombang di bawah langit yang pekat tanpa bintang.
Cahaya dari Cheval Blanc Randheli tampak bagaikan suar agung di tengah gelapnya lautan—sebuah titik terang yang membimbing arah, menarik keempat speedboat itu melaju lurus ke arahnya.
Pria-pria bertopeng hitam yang membawa peluru tajam dalam senjata mereka sangat menyerupai sosok-sosok berpakaian gelap yang pernah menghabisi keluarga Acker di New York.
Mereka mengenakan seragam identik, lengkap dengan perlengkapan tempur yang seragam pula, dan memperlihatkan kedisiplinan tinggi—seperti potongan dari satu tubuh yang sama.
Kecuali sang pengemudi, seluruh awak berjongkok di dalam kabin, kepala menunduk dalam posisi yang seragam.
Satu tangan mencengkeram pegangan, dan tangan lainnya menggenggam senapan serbu dengan tatapan yang tajam ke arah depan.
Sekira satu mil dari mulut teluk berbentuk huruf C tempat Cheval Blanc Randheli berada, salah satu pria di speedboat mengaktifkan interkomnya dan memerintah dengan tegas, “Semua perahu perlambat dan matikan mesin!”
Serempak, keempat perahu itu segera memperlambat laju dan mematikan mesin. Dalam sekejap, suara deru motor lenyap ditelan malam.
Para pria berpakaian hitam pun bergerak serempak, menarik dayung berbahan serat karbon dari kaki mereka.
Tanpa satu kata pun, mereka mulai mendayung dengan irama yang presisi, kanan dan kiri bergerak selaras, mengarungi laut menuju tujuan.
Laju mereka memang tak secepat saat bermesin, namun keheningan total menjadi keunggulan. Tak ada bunyi yang keluar selain desir air laut yang tergeser dayung, dan itu pun tenggelam oleh gumaman ombak.
Tak seorang pun di pulau menyadari kehadiran mereka. Keempat speedboat itu menjelma seperti bayangan hitam yang merayap diam-diam, menyatu dengan laut dan gelapnya malam, bergerak tak terdeteksi menuju Cheval Blanc Randheli.
Namun, betapapun lihainya mereka, bagi Charlie, mereka sudah lebih dulu terpantau. Ia telah lama memperhatikan gerak-gerik empat puluh pria berseragam hitam itu.
Dan entah bagaimana, Charlie yakin—mereka semua kini berada dalam genggamannya.
Seketika itu pula, ia menyadari bahwa orang-orang ini bukan sembarang pasukan. Mereka menunjukkan kedisiplinan militer tingkat tinggi. Charlie mencurigai bahwa mereka adalah prajurit bayangan milik Perkumpulan Penghancur Qing.
Namun pikirannya segera menampik kemungkinan itu. Jika benar mereka adalah pasukan khusus milik Victoria, mengapa yang dikirim hanya tentara mati?
Seharusnya, jika identitas Charlie telah terbongkar, Victoria tak akan ragu menurunkan salah satu dari tiga tetua, atau bahkan ketiganya sekaligus.
Lantas, dari mana datangnya pasukan ini?
Sambil berpikir, Charlie memperhatikan keempat speedboat yang kini mulai memasuki wilayah teluk dengan gerakan hening dan pasti.
Di siang hari, pintu masuk teluk biasa dipenuhi oleh kapal-kapal dari Cheval Blanc Randheli.
Tapi saat malam menjelang, kebanyakan kapal yang sebelumnya membawa tamu bersenang-senang telah kembali, dan kapal-kapal resort lainnya telah ditarik ke dermaga.
Begitu keempat perahu menyusup masuk, terdengar suara sang pemimpin melalui interkom, “Sebagian besar penghuni pulau ini tengah berpesta malam ini. Target kita pasti berada di sana.”
“Setelah mendarat, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menyingkirkan semua staf di sekitar dermaga. Lalu, kepung Seaview Bar tempat pesta digelar. Kuasai seluruh pengunjung dan pastikan tak ada satu pun yang melarikan diri.”
“Setelah target kita diatasi, patuhi perintah untuk segera mundur. Jelas?”
“Jelas!” jawab seluruh anak buah dengan kompak, suara mereka terdengar dalam satu denyut di interkom.
Keempat speedboat itu kini berada begitu dekat dengan Charlie. Mereka telah memasuki mulut teluk berbentuk C, dan rumah laut tempat Charlie dan Claire menginap—yang disebut sebagai water villa—berada di dasar huruf C itu, menjulur ke laut lewat dua jembatan kayu.
Wilayah publik dan pusat aktivitas Cheval Blanc Randheli terletak di bagian tengah pulau. Sementara vila-vila lain bergaya tropis tersebar di atas pulau, dikenal sebagai rumah pasir.
Bab 7152
Charlie mendengarkan seluruh percakapan mereka dengan jelas. Tapi ada satu hal yang membuatnya mengerutkan kening—semua pria berpakaian hitam itu berbicara dalam bahasa Mandarin yang fasih.
Di saat bersamaan, sang pemimpin pasukan kembali memberi perintah, suaranya dingin seperti baja:
“Setelah mengepung Seaview Bar, Tim Satu dan Tim Dua bertanggung jawab menjaga perimeter luar. Tim Tiga lakukan penyisiran menyeluruh dalam radius 300 meter dari bar.”
“Siapa pun yang terlihat harus dilenyapkan, tanpa pengecualian. Tim Empat ikut bersamaku ke dalam bar. Mengerti?”
“Mengerti!”
Suara jawaban kembali terdengar nyaring.
Tiba-tiba, seseorang di interkom bertanya, “Tuan, apakah kita perlu menyisir kamar-kamar tamu di pulau ini juga?”
“Tidak perlu,” jawab sang pemimpin dengan suara dingin. “Misi ini akan mengguncang dunia. Kita tidak akan mematikan aliran listrik atau mengacaukan sistem komunikasi.”
“Setelah kita masuk ke dalam bar, para tamu atau staf mungkin akan meminta bantuan lewat ponsel mereka. Tapi jarak pasukan militer Maladewa dari sini lebih dari 100 kilometer.”
“Butuh waktu setidaknya setengah jam hingga empat puluh menit bagi mereka untuk mengerahkan helikopter dan mencapai lokasi ini.”
“Waktu itu cukup bagi kita untuk menyelesaikan misi dan menghilang tanpa jejak, tapi tidak cukup untuk menyisir seluruh pulau atau menyerbu kamar tamu.”
“Tetapi, jika ada yang nekat muncul dan masuk dalam jangkauan tembak kita—habisi segera, tanpa ragu!”
“Dimengerti!”
Charlie menyimak semuanya sambil bergumam dalam hati—mungkinkah kelompok ini adalah teroris?
Namun, semakin dipikirkannya, semakin ia ragu.
Teroris umumnya terdiri dari kelompok bersenjata tak terlatih: fanatik buta, preman, sekte sesat. Mereka brutal, memang, tapi nyaris tak punya disiplin atau pengetahuan militer yang layak.
Mereka bisa mengangkat AK dan menembak membabi buta, tapi jika harus diadu dengan pasukan terlatih, bahkan tentara negara dunia ketiga pun bisa mengalahkan mereka.
Sedangkan orang-orang ini… sangat berbeda.
Mereka adalah produk pelatihan militer modern. Bukan sekadar tentara bayaran biasa, tapi pasukan dengan disiplin dan efektivitas yang hampir menyamai pasukan elit.
Pasukan sekelas ini bukan sesuatu yang bisa dilatih oleh organisasi teroris mana pun. Seperti seekor phoenix, mereka tidak mungkin lahir dari kandang ayam.
Awalnya, Charlie sempat lega karena kelompok itu tampaknya tidak akan menyerang kamar-kamar tamu. Ia pun berniat untuk tidak ikut campur dalam kekeruhan ini.
Namun, hatinya kembali diliputi keraguan. Ia teringat akan ayah dan ibu mertuanya yang kini sedang menikmati pesta.
Ia tak bisa membiarkan mereka menjadi korban. Tujuan awal mereka ke tempat ini adalah untuk berlibur. Bukan untuk… dikubur di negeri asing.
Keputusan pun diambil. Ia segera kembali ke kamar dan menghampiri Claire.
“Istriku, kamu capek? Mau istirahat sekarang?” tanyanya lembut.
Claire yang sedang menonton siaran langsung, melepas satu earphone-nya dan tersenyum, “Kenapa? Kamu yang lelah?”
Charlie tidak ingin berdebat. Ia hanya melangkah mendekat dan menatap istrinya dalam-dalam. “Sayang, lebih baik kamu tidur awal malam ini.”
Tanpa menunggu jawaban, ia menepuk lembut bahu Claire. Aliran energi spiritual mengalir dari telapak tangannya ke tubuh sang istri. Seketika, kantuk menyerang Claire tanpa peringatan.
Dengan bingung, ia bergumam, “Kenapa tiba-tiba… aku jadi sangat mengantuk…”
Charlie segera menopangnya, membawanya masuk ke kamar tidur dan berbisik pelan,
“Kamu pasti masih kelelahan setelah perjalanan panjang. Tidurlah, istirahat yang cukup. Kamu akan merasa lebih segar saat bangun nanti.”
Claire nyaris tak bisa merespons. Ia hanya menggumam, “Aku benar-benar ngantuk sekali… Aku tidur dulu, kamu juga cepat istirahat ya…”
Belum sempat kalimat itu selesai, ia sudah terlelap di atas kasur.
Melihat istrinya tidur tenang, Charlie mematikan semua lampu, lalu melangkah keluar kamar dengan langkah cepat.
Di luar sana, empat speedboat penuh pria berbaju hitam telah merapat diam-diam ke dermaga.
Demikian kisah/cerita dari Novel Charlie Wade Bab 7151 – 7152 gratis online. Semoga terhibur.
The Charismatic Charlie Wade / The Amazing Son-in-Law Chapter bab Novel Charlie Wade Bab 7151 – 7152.
Jumat 4 juli 2025. Masih menunggu update bab selanjutnya.
Sampai Sabtu 5 Juli 2025, 06:24 WIB, belum ada update 🙁
Ini tahun ke 4 dah gw baca ini novel. Kapan kelarnya.
Sabtu 05/07 19.45 masih menunggu update bab selanjutnya