Novel Charlie Wade Bab 7141 – 7142

si karismatik novel Charlie Wade lengkap gratis online free - stefan stefancik - unsplash @

Novel Charlie Wade Bab 7141 – 7142 dalam bahasa Indonesia. Diterjemahkan dari novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Naga Tertinggi Ye Chen – Xiao Churan”. Semoga bisa menikmati kisah / ceritanya yang semakin seru.

The Amazing Son-in-Law / The Charismatic Charlie Wade (Ye Chen) Chapter Bab 7141 – 7142.


Meskipun dalam hati ada keengganan, Tawana tetap menyanggupi undangan ke pesta malam itu.

Bukan karena ia menginginkan suasana gemerlapnya, melainkan demi menjaga peluang kerja sama bisnis di masa depan—semata-mata untuk memberi penghormatan kepada Bernard Arnault.

Asisten pribadi Bernard Arnault pun tampak lega mendengar persetujuan tersebut.

Ia segera berbicara dengan penuh kesantunan, “Nona Sweet, Anda telah menempuh perjalanan yang jauh. Biarkan kepala pelayan kami mengantar Anda dan keluarga ke vila terlebih dahulu. Anda perlu beristirahat dengan baik.”

“Selain itu, Tuan Arnault telah menyampaikan bahwa jika Anda memiliki kebutuhan apa pun selama di pulau ini, cukup sampaikan kepada kepala pelayan. Seluruh Cheval Blanc Randheli akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhinya.”

Sweet mengangguk pelan dan menjawab dengan sopan, “Sampaikan rasa terima kasih saya kepada Tuan Arnault.”

Asisten itu tersenyum tipis, namun dalam hatinya bergumam,

“Semoga Nona Sweet tak salah paham. Maksudku, pulau ini memang akan berusaha memberikan pelayanan terbaik, tetapi tentu bukan tanpa biaya. Tuan Arnault sangat berhati-hati dalam mengatur pengeluaran. Tak mungkin semua biaya akomodasi dan pesta ditanggung olehnya begitu saja…”

Ia sempat terlintas untuk memberi penjelasan secara halus kepada Tawana, namun segera mengurungkan niat itu.

Ia sadar, jika terlalu banyak bicara dan menyinggung perasaan wanita itu, mungkin justru dirinya yang akan ditegur oleh Tuan Arnault.

Lagipula, segala konsumsi dan pengeluaran selama berada di pulau ini akan dicatat, dan diselesaikan saat para tamu hendak meninggalkan tempat.

Entah Tawana menyadari atau tidak, pada akhirnya tetap akan ada yang menagih seluruh biaya itu padanya.

Dan ketika saat itu tiba, sekalipun Sweet mengutuk nama Tuan Arnault dalam hati sampai seratus kali, hal itu tak akan menjadi urusannya.

Dengan tetap memasang senyum profesional, ia berkata, “Nona Sweet, silakan naik ke mobil bersama keluarga Anda.”

Tawana mengangguk kecil, lalu bertanya, “Apakah kamar yang kami pesan letaknya berdekatan?”

Seorang pelayan perempuan berkulit putih segera melangkah maju dan menjawab dengan penuh hormat, “Nona Sweet, Anda telah memesan empat vila air, dan semuanya berada dalam deretan yang sama.”

“Bagus.” Tawana mengangguk mantap. “Tolong antar kami ke sana.”

Pelayan itu segera memberi isyarat undangan sambil sedikit membungkuk, “Silakan naik ke mobil, saya akan mengantar Anda ke vila.”

Sementara itu, suasana di dermaga tampak ramai. Para tamu yang mendengar kabar kedatangan Tawana sejak kemarin, kini telah berkumpul demi menyaksikan langsung bintang internasional tersebut.

Begitu suara gemuruh pesawat amfibi terdengar dan mendarat, kerumunan itu sudah bergegas menuju dermaga dengan semangat membuncah.

Melihat sosok Tawana secara langsung membuat mereka berseru penuh antusias. Beberapa penggemar garis keras bahkan mencoba mendekat demi meminta tanda tangan maupun swafoto.

Untungnya, pihak White Horse Island telah menyiapkan petugas keamanan. Ditambah lagi Tawana sendiri membawa beberapa pengawal berbadan kekar untuk menghalau kerumunan yang terlalu fanatik.

Karena tak bisa mendekat, para penggemar itu akhirnya hanya bisa mengangkat ponsel masing-masing, mengabadikan momen sebanyak mungkin dari kejauhan.

Tawana, yang sudah sangat terbiasa menjadi pusat perhatian, tetap tersenyum lembut sambil melambaikan tangan ke arah para tamu saat ia menaiki mobil golf.

Di tengah kerumunan itu, Hamid dan kedua istrinya yang masih muda dan tengah mengandung pun ikut menyaksikan.

Begitu melihat Tawana, dua wanita tersebut seketika melonjak girang, melambai-lambaikan tangan dan berseru memanggil idolanya.

Hamid sontak cemas, lalu membisikkan peringatan, “Jangan melompat, hati-hati! Ingat anak kita, hati-hati dengan kandungan kalian!”

Meski terikat oleh tradisi dan mengenakan jilbab serta cadar saat keluar rumah, kedua istri Hamid tetaplah wanita muda yang hidup di zaman digital.

Mereka mengenal media sosial, mengikuti tren, dan tentu saja—mengidolakan selebritas.

Bab 7142

Tawana adalah idola mereka. Maka tak heran, pertemuan langsung seperti ini membuat mereka begitu bersemangat.

Hamid jelas khawatir. Namun karena keduanya masih muda dan sehat, ia akhirnya tak mempermasalahkan aksi kecil mereka.

Ketika akhirnya Tawana pergi, Hamid menarik napas lega, lalu membujuk, “Istri… kalian sudah melihat idola. Bagaimana kalau kita kembali sekarang? Mumpung masih pagi.”

“Kalau kalian setuju, saya akan minta seseorang mengatur tiket hari ini. Kita bisa check out setelah sarapan, lalu langsung terbang ke Male.”

Namun istri pertama menimpali dengan nada kecewa, “Apakah tidak ada kesempatan untuk mendekat? Setidaknya demi tanda tangan?”

Istri kedua pun mengangguk setuju, “Saya juga ingin berfoto dengannya. Ini mungkin satu-satunya kesempatan seumur hidup!”

Hamid menghela napas, “Akan ada kesempatan lain. Sekarang saya harus fokus menyusun beberapa rencana penting. Saya ingin kembali lebih awal.”

“Lagipula, Tawana itu bintang besar. Meskipun tinggal di pulau yang sama, tetap sulit untuk berinteraksi dengannya. Kalian lihat sendiri, dia dikawal ketat.”

Istri pertama lalu menoleh kepada yang kedua, “Apa yang dikatakan suami masuk akal. Kita sudah melihatnya dan ambil beberapa foto, itu sudah cukup.”

Istri kedua sempat terdiam, namun akhirnya mengangguk pelan meski ada kekecewaan yang tertahan, “Baiklah…”

Hamid pun segera menelepon bawahannya. “Pesankan penerbangan paling pagi hari ini. Hubungi pengelola Cheval Blanc Randheli, minta mereka siapkan pesawat amfibi untuk membawa kami ke bandara.”

“Baik, Komandan!” jawab sang bawahan dengan hormat.

Hamid mengakhiri panggilan lalu berkata kepada kedua istrinya, “Saya akan menemui Saudara York dulu. Setelah itu kita langsung berangkat.”

Keduanya hanya mengangguk, meskipun belum sepenuhnya rela.

Tak lama setelah itu, seorang staf naik ke atas panggung kecil dan mengumumkan dengan semangat, “Hadirin yang terhormat, izinkan saya menyampaikan kabar bahagia!”

“Malam ini, CEO perusahaan kami, Tuan Bernard Arnault, dan istrinya akan mengadakan pesta. Dan Nona Tawana Sweet secara khusus diundang sebagai tamu kehormatan.”

“Sekarang, dengan penuh ketulusan, kami mengundang seluruh tamu yang menginap untuk ikut hadir. Siapa pun yang tinggal di pulau ini berhak datang.”

“Pesta akan digelar di bar tepi laut kami yang menawarkan pemandangan menakjubkan. Mulai pukul 8 malam. Sampai jumpa di sana!”

“Wah, sungguh? Kita bisa menghadiri pesta bersama Tawana?!”

Seruan penuh kegembiraan meledak dari kerumunan. Beberapa wanita bahkan menjerit histeris.

Kedua istri Hamid langsung berpegangan tangan, melompat-lompat sambil tertawa riang.

Istri pertama segera memeluk lengan Hamid dan memohon, “Suami, bagaimana kalau kita berangkat besok saja? Kita harus hadir di pesta malam ini!”

Istri kedua turut membujuk, “Iya, suami…! Kami tak minta macam-macam, hanya ingin melihat Tawana dari dekat, kalau bisa berfoto dengannya!”

Hamid tampak frustasi, “Saya barusan menelepon untuk memesan tiket. Kalian dengar sendiri kan?”

“Tapi besok saja, Suami… ya? Besok saja kita kembali…”

“Benar, sehari saja, Suami… tolonglah!”

Melihat dua wanita hamil memohon dengan penuh harap, hati Hamid pun luluh. Ia akhirnya menyerah, “Baiklah, kita sepakat hanya tinggal satu malam lagi!”

“Saya akan ubah jadwal, kita akan kembali esok pagi. Tapi ingat, walau Tawana mengadakan konser sekalipun malam itu, kalian tetap harus ikut saya besok!”

Kedua wanita itu saling tersenyum puas. Mereka tahu, tak mungkin Tawana menggelar konser mendadak di tengah liburannya—itu hanya omong kosong.

Tanpa pikir panjang, mereka menyetujuinya.

Hamid kembali menghubungi bawahannya. “Batalkan tiket hari ini, ubah ke besok pagi saja.”

Pihak di seberang tampak heran, “Komandan? Saya sudah memesannya barusan…”

“Ya. Ada perubahan rencana. Seorang bintang besar datang ke pulau dan akan menghadiri pesta malam ini bersama bos resort. Para istri ingin tinggal sehari lagi.”

“Mohon bantu atur ulang penerbangan untuk besok pagi.”

“Dan hubungi semua perwira—apa pun kegiatan mereka, mereka harus datang ke pangkalan besok. Saya akan menggelar rapat strategi penting. Tak seorang pun boleh absen!”


Demikian kisah/cerita dari Novel Charlie Wade Bab 7141 – 7142 gratis online. Semoga terhibur.

The Charismatic Charlie Wade / The Amazing Son-in-Law Chapter bab Novel Charlie Wade Bab 7141 – 7142.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*