Novel Charlie Wade Bab 7121 – 7122

si karismatik novel Charlie Wade lengkap gratis online free - stefan stefancik - unsplash @

Novel Charlie Wade Bab 7121 – 7122 dalam bahasa Indonesia. Diterjemahkan dari novel serial berbahasa China dengan judul “Menantu Naga Tertinggi Ye Chen – Xiao Churan”. Semoga bisa menikmati kisah / ceritanya yang semakin seru.

The Amazing Son-in-Law / The Charismatic Charlie Wade (Ye Chen) Chapter Bab 7121 – 7122.


Jacob mengalami kerugian yang tak sedikit, dan kini hatinya pun diliputi enggan.

Namun, sebesar apa pun penolakannya, tak ada lagi yang bisa diperbuat. Orang yang bersangkutan telah pergi, dan sekalipun ia ingin kembali ke sana, kesempatan itu tak akan pernah datang lagi.

Tanpa daya, dia hanya bisa menelan kekalahan ini dalam diam sambil mengikuti Charlie dan Claire menuju bandara.

Elaine pun tampak murung. Raut wajahnya mengerut, dan dari mulutnya terus mengalir keluhan yang menyulut emosi.

“Sialan… Aku ini belum pernah mendapat perlakuan seburuk ini! Dulu, aku bisa membuka jendela rumah kita dan memaki seluruh kompleks, dan tetap saja tak ada yang bisa membantahku.”

“Tapi hari ini, aku malah dipermalukan oleh bajingan itu. Aku sungguh geram!”

Claire memahami benar sifat sang ibu, maka ia berusaha menenangkan, “Sudahlah, Bu. Itu hanya perkara sepele. Tak perlu terus diungkit. Lagipula, jangan lupa kita ini sedang dalam perjalanan liburan.”

Namun Elaine masih bergumam, “Tadi aku dengar pasangan itu juga akan ke Maladewa. Jangan-jangan kita nanti satu pesawat dengan mereka?”

Charlie menjawab santai, “Tidak ada penerbangan langsung ke Maladewa setiap hari dari Aurous Hill. Karena ini musim ramai untuk destinasi tropis, penerbangan hanya tersedia setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.”

“Setelah Imlek, jumlah wisatawan ke luar negeri biasanya menurun, jadi jadwal penerbangan pun akan dikurangi.”

Elaine memandangnya dengan terkejut. “Jadi kamu yakin kita bakal satu pesawat dengan mereka?”

Charlie mengangguk ringan sambil tersenyum. “Kalau benar mereka menuju Maladewa, sudah pasti pesawatnya sama dengan kita.”

Jacob mendengus marah. “Wah, sial benar. Masa aku harus duduk satu pesawat dengan orang seperti itu?”

Elaine meliriknya sinis, kemudian mencibir. “Kamu takut apa? Malah lebih baik kalau satu pesawat. Harga diri yang mereka rampas tadi harus aku rebut kembali di dalam kabin!”

Claire sontak terkejut dan buru-buru meraih lengan ibunya. Dengan nada khawatir, ia membujuk, “Bu, jangan sembrono. Buat keributan di darat itu satu hal, tapi di udara—risikonya beda.”

“Di dalam pesawat, perkara kecil bisa membesar. Sekarang ini, tiap penerbangan ada petugas keamanannya sendiri, fungsinya seperti polisi udara. Kalau Ibu bikin keributan, bisa ditangkap, lho!”

Elaine hanya mendengus sambil terkekeh. “Heh, biar saja kalau mau ditangkap. Kamu tahu nama panggilan ibumu ini apa?”

Begitu kata-kata itu keluar, Elaine seolah terseret kembali ke masa lalunya yang garang di Bedford Hills.

Tempat itu terkenal angker. Bahkan hingga kini, nama Bedford Hills masih menggema di kalangan penghuni lembaga pemasyarakatan. Seakan reputasinya menjadi legenda yang tak lekang oleh waktu.

Claire kehabisan kata. Ia sudah tahu karakter ibunya. Penjara bukan hal asing baginya, baik di Tiongkok maupun di Amerika.

Elaine sudah terlalu sering menghadapi badai kehidupan. Ancaman ditangkap oleh petugas keamanan pesawat pun pasti dianggapnya angin lalu.

Dalam hati, Claire hanya bisa bersiap. Ia harus benar-benar mengawasi ibunya selama perjalanan. Jika sang ibu mulai bertindak di luar batas, ia harus segera menghentikannya.

Ini adalah kali pertama Claire dan Charlie pergi ke luar negeri bersama, dan mungkin juga yang terakhir. Apa pun yang terjadi, dia tidak akan membiarkan ibunya merusak perjalanan ini.

Keempat anggota keluarga itu pun tiba di bandara, menyelesaikan prosedur keamanan dan imigrasi, lalu memasuki ruang tunggu kelas satu maskapai.

Bab 7122

Ruang tunggu itu begitu mewah dan tidak seramai ruang VIP biasa.

Ini memang wajar—akses ke sana hanya diperuntukkan bagi mereka yang membeli tiket kelas satu lintas samudra dengan harga puluhan hingga ratusan ribu yuan.

Begitu menunjukkan boarding pass, para penumpang diantar ke kursi sofa oleh staf darat yang ramah dan muda.

Kebetulan, pria paruh baya dan istri mudanya juga sudah berada di sana, sedang menikmati sarapan.

Musuh lama bertemu kembali—dan amarah pun langsung membara. Begitu Elaine melihat mereka, tanpa ragu ia menyingsingkan lengan baju dan melangkah ke arah mereka.

Pria itu juga tampak sedikit terkejut melihatnya. Ia tahu harga tiket dari Aurous Hill ke Male, ibu kota Maladewa, nyaris mencapai 70.000 yuan per orang.

Dalam hati, pria itu bergumam penuh curiga, “Ayahku saja sudah meringis saat aku menghabiskan 140.000 untuk tiket kami berdua.”

“Tapi keluarga rendahan ini malah bisa beli empat tiket kelas satu? Jangan-jangan mereka punya latar belakang yang tidak bisa diremehkan?”

Claire melihat ibunya melangkah maju dan berusaha menahan, namun gagal. Lengan Elaine licin oleh minyak dan entah bagaimana berhasil menepis tangan Claire lalu berjalan cepat ke arah mereka.

Pria paruh baya dan istrinya sedang asyik menyantap makanan. Lounge kelas satu memang menyajikan hidangan lezat, dan mereka telah memenuhi seluruh meja dengan aneka pilihan.

Sang istri sibuk memotret dari berbagai sudut untuk dipamerkan di Moments WeChat-nya.

Melihat Elaine mendekat, pria itu langsung menurunkan sumpitnya dan menatapnya penuh kewaspadaan, tidak tahu apa yang hendak dilakukan wanita itu.

Elaine melambat, lalu berhenti sekitar satu meter dari mereka—jarak yang menurutnya cukup aman kalau-kalau pria itu menyerangnya.

Jacob, yang khawatir istrinya bakal dirugikan lagi, buru-buru berseru pelan, “Sayang, tunggu aku! Aku ikut denganmu!”

Namun Elaine hanya mengibaskan tangan dengan angkuh. “Tak perlu. Hari ini, aku akan balas dendam seorang diri!”

Dengan gaya pongah, dia menyilangkan tangan di dada dan memandang mereka dengan jijik.

“Oh, ini kali pertama naik kelas satu, ya? Kelihatannya belum pernah melihat sarapan mewah. Meja saja sampai kamu kuasai semua. Apa kamu mau balikin harga tiket kelas satu lewat makanan?”

Wajah pria itu seketika memerah karena malu. Sebenarnya, dia tidak berniat mengambil makanan sebanyak itu, tapi dia tak kuasa menghentikan istrinya yang sibuk mengumpulkan makanan demi konten media sosial.

Hidangan di lounge memang beragam. Selain roti dan kue, ada juga dim sum dan pangsit udang. Wanita itu bahkan memesan dua mangkuk mi wonton dari dapur.

Pria itu tahu istrinya tidak akan mampu menghabiskan semua makanan. Ia hanya ingin mengambil foto-foto cantik demi gengsi.

Melihat sikap Elaine, wanita muda itu langsung mendongak, menatap tajam sambil mengejek, “Kamu lagi. Saya yang bayar, saya yang ambil. Apa urusannya sama kamu?”

Elaine mendengus dan berkata tajam, “Aku tahu, kamu cuma ingin pamer di media sosial. Tapi jujur saja, seberapa sering kamu naik kelas satu?”

Wanita itu naik pitam, “Sudah beberapa kali! Dan itu bukan urusanmu! Suami saya biasa naik jet pribadi. Kali ini saja dia tidak pesan, makanya kami naik kelas satu bersama kalian orang kere!”

Elaine tertawa meremehkan. Ia mengeluarkan ponselnya dan menggulir layar sambil berkata tajam,

“Ah, omong kosong macam apa lagi ini? Suamimu nyetir Bentley tua yang rembes oli itu, dan kamu bilang dia bisa sewa jet pribadi?”

“Aku tahu rute jet pribadi dalam negeri kadang murah. Tapi untuk penerbangan internasional, sewa satu kali bisa tembus satu juta yuan. Suamimu kuat bayar segitu?”

Pria paruh baya itu terdiam. Dalam hati ia meringis, “Bagaimana wanita tua bau ini tahu banyak soal jet pribadi?”


Demikian kisah/cerita dari Novel Charlie Wade Bab 7121 – 7122 gratis online. Semoga terhibur.

The Charismatic Charlie Wade / The Amazing Son-in-Law Chapter bab Novel Charlie Wade Bab 7121 – 7122.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*