Baca online Novel Si Karismatik Charlie Wade Bab 51 – 52.
(The Amazing Son-in-Law / The Carismatic Charlie Wade) Chapter 51 – 52.
Bab 51
Restoran milik Douglas yang baru dibuka terletak di kawasan pengembangan Kota Aurous Hill.
Kawasan ini lumayan jauh dari pusat kota. Daerahnya luas namun masih jarang penduduknya. Charlie sedikit bingung mengapa Douglas memilih lokasi ini untuk membuka restorannya.
Namun, menurut Claire, beberapa perusahaan besar telah berinvestasi tanah di kawasan ini. Termasuk perusahaan multi-nasional Foxconn. Bisa ditebak, kawasan ini akan segera ramai.
Douglas sangat jeli melihat peluang ini. Dia berani membuka restoran di sini mulai dari sekarang.
Restoran Douglas berada di tepi jalan baru yang lebar. Bangunan dua lantai yang berukuran tidak kecil.
Nama restorannya adalah The Charm, dengan konsep sedikit artistik.
Saat Charlie mengendarai mobil ke pintu restoran, sudah ada deretan mobil yang diparkir di sana. Beberapa orang berdiri di depan mobil BMW emas sambil merokok dan mengobrol.
Charlie mengenali mereka, semuanya adalah teman sekelas di universitas. Tapi dia tidak berteman dengan mereka.
Charlie juga masih ingat pria yang tampaknya menjadi ketua grup itu, namanya Clinton Tucker. Seorang anak dari keluarga yang terkenal kaya. Dia saat itu selalu berusaha mendapatkan Claire, tapi Claire tidak peduli dengannya.
Pada saat ini, Clinton sedang bersandar di sisi mobil BMW emasnya, menerima hujanan pujian dari teman-teman sekelasnya. Beberapa temannya mengomentari mobil BMW yang baru dibelinya dan memuji: “Hei Clinton, kamu juara. Ini abru beberapa tahun sejak kelulusan, dan kamu sudah bisa membeli sebuah BMW! Sepertinya ini jenis BMW 540, kan? Yang tertinggi di seri 5?”
Clinton tertawa lebar, “Oh, 540 ini harganya hanya 700.000 – 800.000 yuan. Ini bukan apa-apa.”
“Apa! Model 540 ini adalah mobil impor paling mahal dari seri 5!”
“Hei, aku ingin membeli BMW 1 Series seharga 200ribu yuan. Tapi aku bahkan tidak punya uang cukup untuk uang mukanya saja.”
“Bro Clinton, mobilmu pasti sangat cepat, kan?”
Clinton menjawabnya: “Sangat cepat, akselerasinya lumayan bagus. Kamu tidak akan bertemu lawan di jalan raya.”
“Luar biasa! Andai saja saya bisa membeli mobil BMW. Pacarku selalu meremehkanku setiap hari. Sangat menyebalkan!”
Pada saat ini, seseorang melihat sebuah BMW lain datang. Dia berkata dengan terkejut, “Nah, ada teman sekelas kita yanng membawa BMW juga”
“Astaga! Itu kan Charlie pecundang?”
“Di sampingnya ada Claire. Sial, pecundang itu mengendarai BMW. Itu pasti mobil Claire!”
Clinton yang juga melihat Charlie mengendarai mobil, berkata dengan muram, “Ternyata pecundang itu yang datang! Sialan, dia benar-benar beruntung.”
Saat itu, dia bertanya: “Hei, seri apa yang dia kendarai?”
Tepat pada saat ini, Charlie telah tiba dekat mereka. Dia memutar mobil dan parkir di tempat parkir. Clinton melihat tanda 520 di tanda belakang. Dia tersenyum menghina, “Huh, 520. Model terendah di seri 5. Hanya seorang pecundang yang mengendarai model ini!”
Pria di sampingnya langsung mengangguk dan berkata, “Bro Clinton, Seri 5 milikmu lebih bagus dari seri 5 termurah. Mobilmu tentu lebih hebat bukan?”
Clinton mendengus dingin dan berkata, “Satu mobilku bisa untuk membeli dua mobil miliknya!”
“Clinton memang luar biasa!”
Saat Charlie memarkir mobil, Claire dan Loreen berjalan lebih dulu.
Para laki-laki itu melihat mereka dan menyapa, “Oh, dua wanita cantik kita sudah datang.”
Bab 52
Claire dan Loreen menyapa semua orang dengan sopan. Clinton memandang Claire yang terlihat lebih cantik sekarang. Hatinya bergetar.
Sial!
Saat kuliah, dia mati-matian mengejar Claire, tetapi gadis itu mengabaikannya.
Sekarang, dia telah menikah dengan seorang pecundang yang tinggal menumpang di rumah keluarganya.
Tuhan benar-benar buta!
Memikirkan ini, dia mencemooh, “Oh, Charlie, kamu menikah dengan Claire. Hidupmu menjadi jeauh lebih baik sekarang. Kamu sudah bisa mengendarai BMW! Apakah keluarga Claire yang membelinya? Kamu punya cara pintas untuk menjadi kaya.”
Claire menjadi tidak senang saat mendengar kata-kata itu. Loreen langsung menyambarnya, “Clinton, kamu salah. Charlie yang membeli mobil ini.”
“Hah!” Clinton mencibir: “Luar biasa, dia bisa membeli BMW Seri 5!”
Dia sengaja memprovokasi Charlie: “Hei Charlie, jalanan di kawasan pengembangan ini sepi. Lurus dan lebar. Bagaimana kalau kita adu cepat?”
Charlie dongkol, melihat Clinton yang sinis.
Bisa kah tidak menggangguku! Saya tidak ada urusan denganmu, juga sebaliknya.
Lagi pula, tentu saja mobilku yang lebih cepat. Mobilku BMW 760, model paling mahal dan tercepat. Kalau berlomba adu cepat, saya merasa seperti semena-mena.
Clinton mengira Charlie takut. Dia berkata sinis, “Oh, Charlie, mengapa kamu masih saja menjadi pengecut dari dulu! Apa yang kamu takutkan? Bensinmu tidak akan habis karena balapan. Aku akan mengisikan tangki bensinmu sampai penuh nanti.”
Loreen menentang tidak puas: “Hei, Clinton, apa maksudmu? Mobilmu adalah BMW 540, dan milik Charlie adalah 520. Kekuatan mesinnya jauh berbeda. Jelas tidak seimbang?”
Clinton mengangkat bahu: “Yang lebih penting kemampuan dan keterampilan mengendara. Mobil bagus belum tentu cepat, ada pengaruh keterampilan dan nyali. Saya ingin tahu apaCharlie punya nyali adu cepat dengan saya? Saya paham kalau Charlie takut bertanding. pecundang yang tidak bisa apa-apa. semua orang tahu.”
Beberapa pria lain jadi gema: “Benar. Jika takut, bilang saja. Tidak usah malu.”
Charlie tidak marah, justru tertawa, “Clinton, kurang seru bertanding jika tidak bertaruh. Balapan ini bakal lebih seru kalau ada hukuman bagi yang kalah, supaya tidak membosankan.”
“Oke!” Clinton berpikir Charlie sudah masuk perangkapnya saat dia mengajak taruhan. Dia kira Charlie sedang menggali kuburannya sendiri, jadi dia berkata, “Yang kalah berlutut dan bersujud pada yang menang. Bagaimana?”
Charlie menggelengkan kepalanya kurang setuju: “Ini terlalu kekanak-kanakan, kita sudah dewasa. Membosankan!”
Saat itu, Douglas, dengan setelan jas rapi, keluar dengan seikat besar petasan. Melihat Charlie datang, dia melangkah maju bersemangat dan berkata, “Hai Charlie, kamu sudah sampai!”
Charlie mengangguk, tersenyum padanya. “Selamat untuk pembukaan toko barumu, Douglas!”
Douglas tersenyum, “Terima kasih, saudara!”
Clinton berkata dingin saat ini: “Charlie, jangan mengubah topik pembicaraan. Sebutkan taruhan apa yang menurutmu cocok?”
Douglas bertanya penasaran, “Ada apa ini? Apa yang kalian lakukan?”
Charlie sedikit tersenyum, melihat seikat besar petasan di tangan Douglas. “Douglas, berapa banyak petasan yang kamu punya?”
“30ribu!” Douglas menjawab sambil tersenyum: “Set petasan ini tidak murah. Aku menghabiskan uang lebih dari 600 satu set!”
Charlie mengangguk dan berkata kepada Clinton, “Oke, ayo kita adu balap. Yang kalah akan memasukkan seikat petasan ini ke dalam mobilnya dan menyalakannya. Cocok?”
Novel Charlie Wade Bab 51 – 52 gratis online.
The Amazing Son-in-Law / The Carismatic Charlie Wade Chapter 51 – 52.
Leave a Reply