Novel Charlie Wade Bab 1461 – 1462

si karismatik novel Charlie Wade lengkap gratis online free - stefan stefancik - unsplash @

Novel Charlie Wade Bab 1461 – 1462 berbahasa Indonesia. Disadur dari novel berbahasa Cina dengan judul “Menantu Naga Tertinggi Ye Chen Xiao Churan”, karya Ye Gongzi. Selamat menikmati kisah / ceritanya yang semakin seru.

The Amazing Son-in-Law / The Charismatic Charlie Wade (Ye Chen) Chapter 1461 – 1462.


Bab 1461

Anak muda suka mengikuti fashion yang sedang trend.

Dalam hal fashion, Jepang sama sekali tidak berbeda dengan China.

Namun bisa dikatakan tingkat fashion di Jepang lebih tinggi dari China.

Itu sebabnya ada gelombang budaya Jepang. Anak perempuan memiliki gaya rambut Jepang, manikur Jepang, riasan Jepang, dan sebagainya.

Dapat dikatakan bahwa gadis-gadis Jepang memiliki tingkat fashion yang sangat tinggi secara keseluruhan, dan mereka lebih memilih kota metropolitan seperti Tokyo.

Tapi Nanako adalah pengecualian.

Dia tidak menyukai hal-hal yang modis.

Sebaliknya, dia selalu menyukai budaya klasik.

Misalnya, dia suka belajar seni teh, Cina kuno, puisi kuno, dan bahkan arsitektur dan pakaian kuno.

Karena itu, kota Kyoto selalu cocok dengan temperamennya dengan sempurna.

Dia juga tahu bahwa hasil pertandingannya hari ini akan tidak baik. Meskipun tidak mungkin dia akan kehilangan nyawanya, dia takut dia tidak bisa lepas dari cedera parah.

Karena itu, dia berharap setelah cedera, dia bisa kembali ke Kyoto untuk menenangkan diri dan memulihkan tubuhnya.

Ketika Yahiko mendengar kata-katanya, dia berseru dengan cinta dan tanpa ragu-ragu, “Tidak masalah! Aku akan membersihkan rumah Kyoto!”

“Bagus sekali!” Nanako sangat gembira dan berkata dengan penuh semangat, “Aku selalu ingin kembali ke Kyoto untuk tinggal sebentar, tapi belum ada kesempatan. Kali ini aku mendapatkan keinginanku.”

Setelah dia selesai berbicara, dia berkata lagi, “Ngomong-ngomong, Otosan, aku ingin merepotkanmu untuk menyapa sekolahku.”

“Oke!” Yahiko mengangguk lagi dan lagi, “Serahkan padaku, kamu tidak perlu khawatir. KOnsentrasi berntanding saja!”

Nanako membungkuk lagi.

* * *

Pukul sembilan dua puluh.

Penyelenggara memberi tahu para kontestan untuk tampil.

Final ini mendapat sangat banyak perhatian. Stasiun TV di seluruh negeri menyiarkan langsung, dan situs video yang tak terhitung jumlahnya juga menyiarkan langsung di Internet. Oleh karena itu, Charlie tidak menemani Aurora di atas ring. Dia duduk di belakang kamera TV.

Dia percaya bahwa Aurora tidak lagi membutuhkan bimbingannya. Dia bisa menyaksikan pertandingannya dengan tenang.

Segera.

Aurora dan Nanako memasuki arena dari pintu masuk di kedua sisi ring.

Kedua gadis itu menakjubkan, jadi ketika mereka keluar, mereka membuat seluruh penonton bersorak.

Begitu mereka berdua muncul, mereka menarik perhatian semua orang. Namun mata mereka berdua mulai mencari orang yang sama di antara penonton.

Sosok yang mereka cari adalah Charlie.

Charlie sekarang adalah pendukung spiritual Aurora. Dia tahu betul bahwa tanpa bantuan Charlie, tidak mungkin baginya untuk sampai ke tempatnya sekarang.

Adapun Nanako, Charlie telah memenuhi hatinya sekarang. Dan sebagian besar alasan dia tetap bertanding walau tahu dia akan kalah atau bahkan terluka parah, adalah karena dia tidak ingin Charlie meremehkan dirinya.

Ketika mereka berdua melihat Charlie, mata mereka tertuju ke arah Charlie pada saat yang sama.

Aurora tidak merahasiakan kekaguman dan kesukaan di wajahnya. Sementara mata Nanako penuh dengan kelembutan.

Di atas ring, wasit membawa kedua gadis itu ke tengah ring dan menjelaskan aturan permainan kepada mereka secara detail.

Bab 1462

Tidak satu pun dari mereka berdua yang memerhatikan wasit. Mereka berdua juga tidak menatap satu sama lain. Mereka menatap Charlie di bawah ring.

Charlie merasa sedikit stres.

Dia tidak berpikir mereka berdua akan menatap dirinya dari atas ring.

Apakah dia begitu tampan? Hanya mereka berdua konsentrasi pada pertandingan, bukan?

Memikirkannya saja, wasit di atas panggung juga risi. Dia sengaja batuk dua kali dan berkata, “Kalian berdua, apakah kalian mendengarkanku?”

Aurora adalah yang pertama kembali ke akal sehatnya, dan buru-buru menjawab dengan wajah memerah, “Maaf, wasit, saya melamun.”

Wasit tidak berdaya dan menatap Nanako, “Nona Ito, bagaimana dengan Anda?”

Wajah Ito Nanako langsung memerah, dan dia buru-buru berkata dengan suara rendah, “Maaf wasit, aku juga sedikit terganggu.”

Nanako melirik Aurora. Dia melihat wajah Aurora sudah penuh dengan rasa malu seorang gadis muda.

Dia menerka-nerka, apakah Aurora juga menyukai Charlie?

Aurora juga menatap Nanako dengan heran saat ini.

Meskipun Nanako lebih tenang dari dirinya, wajahnya juga merah. Dia tidak bisa menahan kagum.

“Apakah Nanako Ito juga menyukai Tuan Wade seperti dirinya?”

Namun, dia segera melepaskan pikiran itu, dia merenungkan “Seorang pria sebaik Tuan Wade, saya khawatir kebanyakan wanita tidak dapat menahan ketertarikannya, kan? Oleh karena itu, wajar saja Nanako menyukai Tuan Wade. Bahkan jika dia berubah menjadi seorang gadis Eropa atau Amerika, mungkin dia akan menyukai Tuan Wade juga.”

“Hei, sayang sekali Tuan Wade adalah orang yang sudah menikah. Tidak peduli berapa banyak wanita yang menyukainya, mereka akan sulit memiliki kesempatan untuk bisa bergaul dengannya, kan? Ayah selalu meminta padaku untuk lebih dekat dengan Tuan Wade dan berusaha untuk mendapatkannya. Tuan Wade juga menyukai saya. Tapi setelah sekian lama, saya tidak tahu bagaimana perasaan Tuan Wade tentang saya…”

Kedua wanita itu sama memikirkan satu sama lain seperti ini.

Wasit mengira dia telah menarik perhatian mereka berdua kembali. Namun kemudian dia melihat mereka berdua tidak menatapnya, seolah-olah mereka dalam keadaan linglung. Dia sedikit frustasi dan bertanya kembali, “Apakah kalian berdua mengerti?”

Nanako buru-buru berkata, “Wasit, maaf, apa yang baru saja Anda katakan?”

Aurora juga malu.

Wasit kewalahan dan berkata dengan suara rendah, “Kalian berdua, kalian berdua adalah petarung Sanda wanita papan atas. Kalian telah melewati semua pertandingan menuju final. Kalian harus focus pada pertandingan final ini. Ada begitu banyak penonton dan begitu banyak reporter media memerhatikan kalian berdua.”

Aurora berkata dengan nada meminta maaf, “Anda dapat yakin, wasit, kami akan bermain dengan baik, pasti!”

Nanako di samping juga menjulurkan lidahnya dan berkata dengan sungguh-sungguh, “Wasit, kami siap.”

Wasit mengangguk dan berkata, “Kalian berdua tidak memiliki pelatih hari ini, kan?”

“Ya.” Keduanya mengangguk bersamaan.

Pelatih Aurora adalah Charlie, tetapi hari ini Charlie pergi ke kursi penonton dan tidak membimbingnya di bawah ring.

Dan pelatih Nanako masih berbaring di ranjang rumah sakit menonton siaran langsung. Jadi tak satu pun dari mereka memiliki pelatih yang menemani.

Wasit berkata dengan serius, “Kalian berdua adalah petarung, kalian tahu tinju dan kaki tidak memiliki mata. Jadi ketika pertandingan dimulai, jika terluka atau cedera, cobalah untuk menilai situasi Anda sendiri seakurat mungkin. Jika ingin berhenti beri tahu saya tepat waktu, mengerti?”

Biasanya, saat pertandingan memasuki momen kritis, atau pemain mencapai momen yang sangat kritis, pelatihlah yang melempar handuk dan mengumumkan kekalahan.

Namun, jika pelatih tidak ada di lapangan, akan terserah para pemain itu sendiri.

Namun terkadang para pemain dibutakan oleh dirinya. Saat mereka terluka parah mreeka tidak bisa bereaksi sama sekali, sehingga cedera mereka bisa menjadi lebih parah oleh lawan. Sehingga wasit mengingatkan mereka agar tidak bertahan pada saat kritis.

Keduanya mengangguk dengan serius.

Jadi, wasit mengumumkan dengan keras, “Oke, pertandingan dimulai!”


Demikian kisah/cerita dari Novel Charlie Wade Bab 1461 – 1462 gratis online. Semoga terhibur.

The Amazing Son-in-Law / The Charismatic Charlie Wade Chapter bab 1461 – 1462.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*